5 Fakta Islam Terlengkap! Yang Tidak Diketahui Umatnya Sendiri

Penulis : Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ
Idemuslim.com, DAKWAH — Sebagai agama dengan peringkat terbesar ke-2 di dunia, tentu penganutnya tidaklah sedikit. Terungkap data bahwa jumlah muslim di dunia adalah 1,91 miliar jiwa pada 2020. Data ini didominasi negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia. Sayangnya, dominasi tersebut tidak sejalan dengan pemahaman penganutnya (muslim) yang termakan doktrin barat! Tidak sedikit kita mendapati, justru muslim awam tentang Islam, ada pula sampai yang benci dan memusuhinya.
Awamnya pemahaman tersebut, sebab banyak dari mereka yang bahkan tidak mengenal agamanya. Mereka hanya kenal sebatas nama agama, nama Tuhannya, nama Rasulnya dan perayaan besar (Idul Fitri & Idul ‘Adha) didalamnya. Tulisan ini akan mengupas 5 fakta unik, yang bahkan muslim sendiripun tidak banyak yang mengetahuinya. Bahkan ada yang sampai terinfiltrasi pemahaman yang tidak benar tentangnya. Apa saja itu? Idemuslim.com akan membahasnya untuk anda! Yuk disimak!
Pertama, Penyebaran Islam Adalah Melalui Dakwah, Bukan Perang!
Doktrin pertama yang akan kita berantas, adalah Fitnah bahwa Islam sebagai agama terorisme. Padahal dari sejarahnya sendiri, istilah terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terreur, yang dilatarbelakangi pemenggalan 40.000 orang yang dituduh sebagai pembelot dalam revolusi perancis pada tahun 1790-an.
Klaim itu kemudian ditudingkan pada Islam, pasca kejadian 9/11 pada 17 tahun silam di Pentagon, Washington DC. Tindakan yang diprakarsai oleh Osama bin Laden, Al-Qaeda itu menewaskan 3.000 orang di menara World Trade Center (WTC). Tragedi itu menjadi titik awal meletusnya “war on terorisme” atau “war on Islam”. Padahal, perlu digaris bawahi, bahwa jihad dalam Islam, tidak pernah dilakukan dengan merusak fasilitas publik, membunuh civil society yang tidak terlibat perang, atau bahkan tanpa adanya dakwah terlebih dahulu.
Islam memang memiliki ajaran jihad sebagai bagian dari dakwah. Namun, jihad yang dimaksud disini, bukanlah genoside atau pembunuhan massal. Penyebaran Islam melalui 3 sarana dakwah. Dakwah individu, dakwah Jamaah (organisasi) dan dakwah Negara. Adapun Jihad, adalah dakwah pada tataran negara. maka seorang individu atau kelompok tidak dibenarkan melakukan jihad. Negara yang dimaksud disinipun, bukan negara Nasionalis, Kerajaan atau berbentuk Republik, tapi Negara Khilafah Islamiyah. Sehingga kita bisa menyatakan bahwa jihad yang dielu-elukan oleh Al-Qaeda, ISIS atau Taliban tidak pernah diajarkan dalam Islam.
Jihad, adalah Langkah terakhir untuk menyampaikan dakwah negara. Biasanya, Khalifah akan mengutus duta/delegasi ke suatu negeri, sebagaimana dulu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengutus Mus’ab bin Umair ke Madinah, atau Hatib bin Abi Balta’aha ke Mesir dan Iskandariyah. Atau mengirim Dihyah bin Khalifah al-Kalbi kepada Raja Romawi (Kisra). Tujuan pengutusan delegasi tersebut, adalah menyampaikan Islam. Mengajak para pemimpin dan masyarakatnya untuk membolehkan dakwah di tempat tersebut. Jihad, adalah langkah terakhir, ketika dakwah tidak dibolehkan masuk ke dalam negeri sekalipun. Dan yang diperangi bukanlah masyarakat sipil, melainkan para penghadang dakwah (pemimpin dan tentara) suatu wilayah. Dan presentasi hal semacam itu, justru sangat sedikit terjadi. Yang banyak terjadi adalah Islam diperangi. Sebagaimana perang Khandaq, perang Badar dan sebagainya adalah perang yang diprakarsai musuh. Islam bersifat defensive (mempertahankan diri) demi agamanya. Dan ketika Islam berkuasa, tidak ada satupun yang di paksa masuk Islam, melainkan semua karena hidayah dari Allah semata. Berbeda jauh dengan Sejarah berdirinya Negara Amerika dahulu, yang kita kenal dengan American Holocoust dengan membantai suku Indian, melalui smallpox epidemic. Atau pembantaian Israel terhadap Palestina yang menewaskan 5000 nyawa hingga saat ini. Manakah yang layak disebut terorisme?
Kedua, Islam Adalah Agama yang Paling Menghargai Nyawa Manusia
Melanjutkan pembahasan pertama. Islam, ternyata Islam adalah agama yang paling manusiawi, maka tidak mungkin dalam islam membolehkan terorisme. Sangat tidak masuk akal sekali jika agama yang diturunkan sebagai Rahmat, sebagai bukti kasih sayang Allah, difitnah sebagai agama yang membolehkan tindakan demikian. Padahal dalam Islam, hilangnya 1 nyawa, begitu berharga. Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ
“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).
As-Sindi dalam Hasyiyah as-Sindi ‘ala Ibni Majah, megatakan ucapan bahwa ucapan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini bermaksud menyatakan bentuk besar dan seriusnya masalah pembunuhan. Menyatakan impresi (penekanan) pada lafalnya, bahwa kadar nyawa seorang muslim lebih besar harganya dibanding lenyapnya dunia dan seisinya.
Apakah hanya kepada muslim saja? Jawabannya tidak. Begitupula dengan tegasnya Rasulullah menghargai nyawa seorang non muslim. Bahkan di negara Khilafah Islamiyah pun, tidak semuanya muslim, ada juga nasrani, yahudi, majusi dan lainnya. Semuanya dilindungi oleh negara, selama mereka sebagai warga negara Daulah dan taat pada aturan yang ada.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَتَلَ قَتِيلًا مِنْ أَهْلِ الذِّمَّةِ لَمْ يَجِدْ رِيحَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا
“Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun. ” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا
“Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari no. 3166)
Imam Al-Qurtubi rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya ketika menafsirkan
وَلاَتَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّباِلْحَقِّ
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS. Al-An’am: 151).
Ayat ini melarang membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah baik dari kalangan kafir musta’man atau kafir mu’ahad kecuali dengan sebab yang dapat dibenarkan.” (Jami’u Al-Ahakami Alquran, 7:134).
Syaikh Sa’di mengatakan, “(yang dimaksud ayat tersebut adalah) membunuh orang-orang Islam, laki-laki atau perempuan, tua atau muda, orang baik atau jahat, dan orang kafir yang telah dilindungi dengan perjanjian. (Tafsir As-Sa’di, Hal.257).
Ketiga, Islam Memuliakan Wanita, Tidak Seperti Paham Feminisme!
Islam memuliakan wanita, dengan menyiapkan berbagai aturan hidup yang mendukung tujuan penciptaannya. Ya, Allah Ta’ala menciptakan laki-laki dan wanita, sebagai manusia, mahluk Allah, yang tugas utamanya adalah beribadah (taat pada Allah). Didalam kehidupan, mereka diberikan seperangkat aturan sesuai dengan kondisi penciptaan mereka. Bentuk fisik yang berbeda, kelebihan dan kelemahan yang berbeda, maka diturunkan pula seperangkat aturan yang berbeda, agar tujuan penciptaan mereka maksimal.
Jika anda seorang bos diperusahaan property misalnya. Ada 2 karyawan, yang 1 ahli dibidang gambar/drafter (office) yang 1 ahli dilapangan sebagai surveyor, maka tidak mungkin anda mengatakan bahwa surveyor harus stay di kantor. Dan anda mengatakan itu bagian dari kesetaraan, itu adalah tindakan bodoh. Yang benar, ketika anda tau potensi mereka, maka anda mem-plotkan (menempatkan) sesuai posisi maksimal mereka. begitulah Islam memandang pria dan wanita, tidak seperti paham feminisme.
Disadur dari Wikipedia, Gerakan feminisme dimulai sejak akhir abad ke-18 dan berkembang pesat sepanjang abad ke-20 yang dimulai dengan penyuaraan persamaan hak politik bagi perempuan. Tulisan Mary Wollstonecraft yang berjudul A Vindication of The Rights of Woman dianggap sebagai salah satu karya tulis feminis awal yang berisi kritik terhadap Revolusi Prancis yang hanya berlaku untuk laki-laki namun tidak untuk perempuan. Satu abad setelahnya di Indonesia, Raden Ajeng Kartini ikut membuahkan pemikirannya mengenai kritik keadaan perempuan Jawa yang tidak diberikan kesempatan mengecap pendidikan yang setara dengan laki-laki, selain dari kritik terhadap kolonialisme Belanda.
Dilihat dari sumbernya, maka kita bisa lihat bahwa tidak satupun bersumber dari Islam. Sebab, Islam telah mengangkat harkat wanita diposisi yang sangat mulia. Sejak diturunkannya di Makkah, Islam mengambil porsi besar di hati kaum wanita saat itu. Mereka tidak lagi dinomor 2 kan, diberikan hak pendidikan, kesehatan, kesejahteraan yang sama. Bahkan banyak dari kalangan shababiyah yang merupakan penghafal Al-Qu’ran dan menjadi tempat bertanya seputar Islam.
Baca Juga :
- Moderasi Agama Upaya Barat dalam Mengaburkan Ajaran
- Dengan Islam Perempuan Mulia
- Wujudkan Indonesia Tanpa Pacaran!
Bedanya, Feminisme lahir dari pemikiran kesetaraan yang melupakan bahwa potensi wanita dengan lelaki berbeda. Ada hal-hal tertentu, yang memang hanya bisa dilakukan wanita, dan ada hal tertentu yang hanya bisa dilakukan pria. Islam menganggap, bahwa pendidikan terbaik wanita, harusnya diberikan kepada anaknya dalam rumah tangga. Beda dengan pemahaman barat, di mana si ibu sibuk menjadi wanita karir yang harus bergelut dalam persaingan kerja, sementara sang anak di titip di day care atau babysitter! Perlukah sebuah pendidikan tinggi bagi wanita? Jelas, sebab mereka akan menjadi tombak perubahan dalam mendidik anak-anaknya! Syaikh Muhammad Quthb, seorang ulama mesir mengatakan, bahwa rusaknya wanita, memiliki 2 mudharat. Pertama, merusak para lelaki! Kedua, merusak anak-anak mereka. Oleh sebab itu, porsi wanita sungguh mulia bagi Islam. Hingga berbagai kemudahan diberikan kepada mereka, sebagai seorang muslimah maupun sebagai seorang istri.
Keempat, Islam Memiliki Sistem Pemerintahan Terbaik Sepanjang Masa
Jika Imperium Persia bertahan selama 6-7 abad sejak 550 SM , dan Imperium Romawi bertahan selama 10 abad, yakni sekitar 700 SM-400 M. Maka Sistem pemerintahan Islam, Khilafah Islamiyah, berdiri lebih kurang 14 abad lamanya. Meski telah lama berdiri, banyak muslim yang lebih mengenal nama Socrates atau Plato, ketimbang Ibnu Sina atau Al-Khawirzmi. Mereka lebih kenal dengan Alexander the Great, daripada Salahudin Al Ayubi. Mereka lebih kenal Adam Smith daripada Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafii.
Nama-nama tokoh yang kami sebutkan diatas, hidup di jaman Khilafah Islamiyah. Sebuah sistem pemerintahan Islam, dimana pemimpinnya di sebut sebagai Khalifah atau Amirul Mukminin. Pasca wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh para Khalifah. Mengenai hal tersebut, Imam Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah hal. 190 menyatakan : “Telah kami jelaskan hakikat kedudukan ini (khalifah) dan bahwa ia adalah pengganti dari Pemilik Syariah (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam) dalam menjaga agama (Islam) dan mengatur dunia dengan agama. (Kedudukan ini) dinamakan Khilafah dan Imamah, dan orang yang melaksanakannya (dinamakan) khalifah dan imam.” (Lihat Ad-Dumaiji, Al-Imamah Al-‘Uzhma ‘Inda Ahl As-Sunnah wa Al-Jama’ah, hal. 34).
Pemerintahan terbaik tersebut (Khilafah), bukan hanya sebatas lama berdirinya. Melainkan sistem yang diterapkan, memberikan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, ketakwaan yang paripurna bagi warganya. Gaji seorang guru di Era tersebut sekitar 30 juta perbulan. Nilai karya kitab-kitab ulama, sebanding dengan bongkahan emas. Kesehatan cuma-cuma ditanggung negara. Pendidikan terbaik, dari mulai kecil hingga kuliah, dengan beasiswa, fasilitas perpustakaan, kurikulum Islam, gedung-gedung sekolah terbaik. Wajar anak-anak kecil dimasa itu, sudah hafal Al-Qur’an, menguasai ribuan hafalan hadist, bahkan layak memberikan fatwa.
Kelima, Teknologi Barat Hari Ini, Banyak Terinsipirasi Dari Islam
Sempat viral, sebuah tulisan yang diunggah berbagai media, salah satunya cnnindonesia.com tentang kekaguman Mark Zurkerberg pendiri Facebook (Meta) pada sosok Ibnu Khaldun, penulis kitab The Muqaddimah, seorang tokoh Sejarawan Muslim yang hidup di era kejayaan Islam (27 Mei 1332 – 19 Maret 1406). Hal senada juga disebutkan oleh Sejarawan berpengaruh Inggris, Arnold J Toynbee menggambarkan The Muqaddimah sebagai karya filosofis sejarah yang tiada dua.
Adanya komputer, coding, laptop, smartphone juga tidak terlepas dari jasa seorang ilmuwan Islam, sang penemu aljabar dan angka nol, yakni Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi. Tanpa angka nol, mustahil angka biner yang menjadi landasan bahasa komputer tercipta. Tanpa angka nol, mustahil anda bisa menggunakan gadget/laptop yang anda gunakan saat membaca tulisan ini.
Sering bepergian keluar kota atau luar negeri dengan pesawat terbang? Anda harus berterima kasih dengan Abbas Qasim Ibnu Firnas, yang pertama kali membuat rancangan pesawat terbang. Abbas merancang Kapal terbang dengan dua sayap yang dapat bergerak, dibuktikan dengan pengujian menerbangkannya dari Masjid Kordoba kala itu. Jauh sebelum Wright bersaudara merancang pesawat terbang pada 17 Desember 1903, Abbas telah terlebih dahulu terinspirasi dari keuletaan sebagai ilmuwan. Sedikit banyaknya, para ilmuwan barat yang baru muncul di tahun 1600-1700 an adalah mereka-mereka yang banyak menyadur hasil penemuan para ilmuwan Islam. Justru hingga hari ini, muslimlah yang sangat sedikit mengetahui khazanan agamanya. Qur’an hanya sekedar hiasan dan bacaan! Dibaca tatkala ada hajat, lagi kajian atau sekedar lantunan tilawah. Disisi lain, dahulu kala Islam telah menggambarkan para ilmuwan islam yang berhasil menemukan berbagai karya, sebab menelaah kitabullah!!
MasyaAllah demikian 5 fakta, yang sangat sedikit diketahui banyak muslim hari ini. Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan perlu diketahui muslim lainnya, silahkan berbagi dengan share melalui social media anda. Jazakumullahu Khairan! Wallahu ‘alam, wa ma taufiqi illa billah []
Maasyaa Allah.. Tabarakallahu..
Barakallahu …
Jazakallah khoyron..Ustadz..
Semoga kita semua senantiasa istiqomah dalam jalan kebenaran…
Aamiin.. Yaa Robbal Alamiin..
Aamiin Allahumma Aamiin