EkonomiEnterpreneurship

Begini Formula Mengelola Keuangan Bisnis Ala Sahabat Rasulullah ﷺ!

Oleh : Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ

Idemuslim.com, ENTREPRENEURSHIP — Dalam berdagang atau bekerja, seorang muslim harus mengetahui bagaimana pengelolaan income yang diperoleh agar tidak sekedar diputar kembali sebagai modal bisnis dan tidak pula semuanya dihabiskan untuk kebutuhan sehari-hari. Kontinuitas dalam perdagangan, membutuhkan manajemen keuangan yang baik! Banyak sekali usahawan yang pailit padahal baru memulai usaha, lantaran ketidakmampuan me-manajemen keuangan ini!

Tentu, berbagai ilmu seputar finansial mindset yang di adopsi dari barat telah banyak berkembang hingga hari ini dengan beragam perspektifnya. Namun tahukah anda, ternyata sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam juga memiliki formula mengelola keuangan yang patut kita pelajari! Apalagi bagi anda yang ingin keberkahan dalam usaha, bukan sekedar keuntungan!

Mengacu pada firman Allah Ta’ala, dalam surah Al-Isra’ : 26-27

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا …

… Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

Dalam Tafsir al-Muyassar dijelaskan bahwa sesungguhnya orang yang melakukan pemborosan dan membelanjakan hartanya dalam maksiat kepada Allah mereka itu menyerupai setan-setan dalam hal keburukan, kerusakan dan maksiat. Dan setan itu sangat banyak kufurnya dan keras pengingkarannya terhadap nikmat tuhannya.

Baca Juga :

Berbekal ayat ini, kita bisa memetik hikmah bahwa setiap muslim harus memberdayakan hartanya sebaik mungkin. Terutama untuk akhiratnya dan kehidupan dunia yang sejahtera. Para sahabat Rasulullah, memiliki pemahaman terhadap harta, dengan pemahaman terbaik. Mereka menggunakan wasilah berdagang, semata-mata ingin mendapatkan predikat perniagaan yang mabrur, bukan profit oriented. Maka perlu dipahami dengan benar, bagaimana cara mereka ridwanullahu ‘ajmain mengelola keuangan perniagaannya.

Salah satu formula keuangan yang baik, datang dari sahabat Rasulullah, yakni Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu. Siapa yang tidak mengenal sahabat Rasul, yang kerap di panggil Abu Abdullah ini? Salah satu sahabat yang berjasa, memberikan ide kepada Rasulullah untuk membangun khandaq (parit) saat perang melawan pasukan ahzab. Salman, yang berasal dari Desa Jayyun, kota Ishafan, Persia ini teryata memiliki 1 formula yang kerap beliau gunakan dalam perniagaanya. Yang dikenal dengan formula 1 : 1 : 1.

Diriwayatkan bahwa saat beliau memiliki uang sebanyak 1 dirham sebagai modal usaha. Maka beliau membuat anyaman, sebagai produk usahanya. Kemudian anyaman itu beliau jual seharga 3 dirham kepada masyarakat. Ketika beliau mendapatkan keuntungan, maka pendapatannya tadi dibagi 1 : 1 : 1. Yakni 1 dirham untuk keperluan keluarganya, 1 dirham untuk sedekah dan 1 dirhamnya lagi untuk modal kembali. (1 dirham = Rp 94.675)

MasyaAllah, begitulah formula yang diajarkan oleh Salman Al Farisi radhiyallahu ‘anhu dalam mengelola keuangannya. Cara ini juga kita bisa lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saat kita berpenghasilan 3 juta perbulan, maka 1 juta untuk keperluan keluarga, 1 juta untuk sedekah, dan 1 juta untuk modal kembali. Dengan begini, kita telah membersihkan harta kita, mengurangi boros dan juga memastikan bahwa kita mengamalkan sikap qonaah dan sikap berlebihan terhadap harta. Disamping itu, dengan sedekah maka kita tengah menabung harta sebenarnya kita di akhirat kelak!

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ الْعَبْدُ مَالِى مَالِى إِنَّمَا لَهُ مِنْ مَالِهِ ثَلاَثٌ مَا أَكَلَ فَأَفْنَى أَوْ لَبِسَ فَأَبْلَى أَوْ أَعْطَى فَاقْتَنَى وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ ذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ

Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.(HR. Muslim no. 2959)

Begitulah tipikal para sahabat, harta mereka lebih banyak dipergunakan di jalan Allah. Baik dalam jihad fi sabilillah atau membantu fakir miskin, sementara perut mereka jarang sekali kenyang, meski mereka hartawan. Sebab, terlalu banyak makan dan sibuk atas dunia, akan melalaikan mereka dari mengingat Allah. Ambisi dunia tidak akan pernah ada habisnya, kecuali dibatasi oleh keimanan dan ketakwaan pada Allah dan keimanan pada akhirat yang kekal dan abadi. Semoga tulisan ini bermanfaat! Wallahu ‘alam []

Formula Mengelola Keuangan
Show More

Related Articles

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button