Jejak Ulama

Beginilah 4 Potret Manajemen Waktu Imam Nawawi Yang Patut Ditiru! ⁣⁣⁣

Oleh: Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ

Idemuslim.com, JEJAK ULAMA — Pernah dengar ungkapan penyesalan dari Abdullah bin Masud radhiyallahu ‘anhu tentang waktu? Suatu ketika beliau berkata, “Aku belum pernah menyesali sesuatu seperti halnya aku menyesali tenggelamnya matahari, dimana usiaku berkurang, namun amal perbuatanku tidak juga bertambah!”⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Ungkapan ini secara eksplisit menyimpulkan betapa para ulama terdahulu, bahkan generasi sahabat sangat menghargai waktu yang Allah berikan. Waktu dan usia, seakan kejar-kejaran untuk dimanfaatkan pada jalan ilmu. Jika disuruh memilih antara waktu dengan uang, maka tentu para ulama terdahulu akan memilih waktu!⁣⁣⁣

Sebab waktu tak bisa diulang, sedangkan uang pasti bisa dicari. Kebalikan dengan kita hari ini yang menghabiskan separuh waktu demi mencari uang, bukan mencari ilmu. Hingga ketika tua renta, kesanggupan mencari ilmu telah memudar, layaknya mengukir diatas air.⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Disebutkan sebuah riwayat dari Amir bin Abdi Qais rahimahullah, salah seorang tabi’in yang zuhud. Tatkala ada seorang pria berkata pada beliau, “Berbincang-bincanglah denganku.” Maka Amir bin Abdi Qais menjawab, “Tahanlah matahari!” Artinya “Cobalah hentikan perputaran matahari, jangan biarkan ia berputar, jika engkau sanggup baru akan berbincang-bincang denganmu!⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Tentu, Amir bin Abdi Qais tahu bahwa perbincangan itu baik jika dengan ahli ilmu! Namun, jika perbincangan itu tanpa tujuan, tanpa esensi dakwah, justru dekat pada ghibah hingga fitnah! Maka jenis perbincangan demikian sangat layak ditinggalkan. Mengingat waktu yang kita miliki tak akan kembali! Sementara kompensasi yang harus diperjuangkan adalah apakah dengan bekal waktu terbatas ini kita sanggup menyiapkan menuju keridhoan Allah?⁣⁣⁣
⁣⁣⁣
Salah satu tips manajemen waktu yang menarik, datang dari seorang ulama besar Islam. Yakni Imam Nawawi rahimahullah. Dalam kitab Tadzkiratul Huffazh (IV : 1472), karya Hafizh Dzahabi rahimahullah dan Ibnu Qadhi Syuhbah dalam Thabaqat Asy-Syafi’iyyah (II : 194) menjelaskan tentang biografi beliau Imam Nawawi (Yahya bin Syaraf Al-Haurani) rahimahullah, termasuk seputar manajemen waktu beliau.⁣⁣⁣ Yakni :

  1. Selama 2 Tahun Beliau Nyaris Tidak Pernah Tidur⁣⁣⁣
    ⁣⁣
    Ketika Imam Nawawi rahimahullah berhijrah dari desa Nawa, daerah bagian Hauran ke Damaskus pada 649 H dan menetap disana, yakni di Madrasah Ar-Rawahiyah. Beliau biasanya makan roti yang disediakan pihak Madrasah. Di suatu waktu beliau berkata, “Saya menetap disana selama 2 tahun. Selama itu, saya nyaris tidak pernah tidur”. Dikondisi tersebut beliau berhasil menghafal kitab At-Tanbih selama 4,5 bulan. Kitab tersebut karya al-Imam Abu Ishaq Ibrahim al-Syairazi al-al-Fairuzabadi rahimahullah (393- 476H). Bahkan Imam Nawawi berhasil mengkategorikan Kitab al-Tanbih dalam lima kitab rujukan utama mazhab as-Syafi’i, yaitu;⁣⁣
    ⁣⁣
    1). Mukhtashar al-Muzani, karya Abu Ibrahim al-Muzani,⁣⁣
    2). al-Muhazzab, karya Abu Ishaq al-Syairazi⁣⁣
    3). al-Tanbih, karya Abu Ishaq al-Syairazi,⁣⁣
    4). al-Wasith, karya Abu Hamid al-Ghazali,⁣⁣
    5). al-Wajiz, karya Abu Hamid al-Ghazali.⁣⁣
    ⁣⁣⁣
    Selain itu, beliau membaca 1/4 kitab Al-Muhadzhab dengan hafalan, di penghujung tahun itu dihadapan Syaikhnya Kamal Ishaq bin Ahmad rahimahullah.⁣⁣
    ⁣⁣
  2. Setiap Hari Imam Nawawi Membaca 12 Pelajaran Disertai Penelitian dan Pemberian Komentar⁣⁣⁣
    ⁣⁣
    Salah seorang muridnya yakni syaikh Abul Hasan bin Al-Aththar berkata, “Syaikh Muhyiddin pernah mengungkapkan bahwa setiap harinya beliau membaca 12 pelajaran di hadapan para Syaikhnya beserta syarah dan tashihnya, yaitu :⁣⁣
    ⁣⁣
    2 pelajaran dalam kitab Al-Wasith⁣⁣
    1 pelajaran dalam kitab Al-Muhadzdzab juga tentang fiqih⁣⁣
    ⁣1 pelajaran dalam Al-Jam’u bainash Shahihain tentang ilmu hadist⁣⁣
    1 pelajaran dalam Shahih Muslim⁣⁣
    1 pelajaran dalam Al-Luma’ Karya Ibnu Jinni tentang ilmu Nahwu⁣⁣
    1 pelajaran dalam kitab Ishlahul Manthiq tentang ilmu lughoh⁣⁣
    1 pelajaran tentang sharaf⁣⁣
    1 pelajaran tentang ushul Fiqh dengan kitab Al-Luma’ karya Ibnu Ishaq dan kitab Al-Muntakhab karya Fakhruddin Ar-Razi⁣⁣
    1 pelajaran tentang nama-nama perawi⁣⁣
    1 pelajaran tentang ushuludin⁣⁣
    1 pelajaran tentang nahwu⁣⁣
    ⁣⁣
    Beliau juga berkata, “Saya memberikan pula komentar terhadap semua yang berkaitan dengan keterangan buku-buku tersebut, merevisi ungkapan, dan menertibkan bahasanya. Semoga Allah memberkahi waktuku!” ujar beliau⁣⁣
    ⁣⁣
  3. Imam Nawawi Tidak Makan Kecuali Hanya Sekali dalam Sehari Semalam⁣⁣⁣
    ⁣⁣
    Abul Hasan bin Al-Aththar rahimahullah berkata,”Syaikh kami pernah menuturkan padaku, bahwa beliau tidak pernah sedikitpun menyia-nyiakan waktunya, baik malam maupun siang hari. Beliau senantiasa bergelut dengan ilmu. Hingga di jalan pun beliau masih menyempatkan diri mengulang atau menelaah kembali pelajarannya. Beliau tidak makan dalam sehari semalam, kecuali sekali saja, yakni setelah akhir waktu Isyak. Dan tidak pula minum, kecuali hanya pada waktu makan sahur.⁣⁣
    ⁣⁣⁣
  4. Kesabaran Dalam Hidup Berkekurangan, Baik Dalam Makanan Maupun Pakaiannya!⁣⁣
    ⁣⁣

    Dalam meraih ilmu, tentu akan ada pengorbanan. Begitulah kiranya yang harus dilalui oleh Imam Nawawi. Beliau senantiasa sibuk mengarang kitab, dakwah, ibadah, doa, berpuasa dan memperbanyak dzikir. Dinukilkan bahwa pakaian beliau adalah dari jenis katun, sedang sorbannya dari jenis kulit yang berukuran kecil. Ia bersabar dengan kehidupan yang susah payah, baik dalam hal makanan maupun pakaian. Disaat beliau wafat pada 676 H, yakni diusia 45 tahun, beliau telah mewariskan ilmu yang sangat luas. Yang bahkan masih dapat kita teguk telaga manfaatnya hingga saat ini. Jika dikalkulasikan dengan usia beliau, maka setiap hari yang beliau lalui untuk menulis setara dengan empat buah buku tulis⁣⁣
    ⁣⁣
    Semoga kisah teladan ini, bermanfaat bagi kita. Barakallahu fikum []
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button