Dari Sebuah Terong, Pemuda Damaskus ini Temukan Cinta Sejatinya!

Wahai suamiku, engkau meninggalkan segumpal makanan haram. Lalu Allah saat ini telah menjadikan makanan itu, pancinya, rumahnya bahkan pemilik rumahnya menjadi milikmu saat ini!”
Sahabat hijrah sekalian, untuk semakin menguatkan ketakwaan kita pada Allah, maka ijinkan saya untuk menceritakan sebuah kisah hikmah ini untuk anda. Mungkin anda sudah sering mendengar kisah ini, namun tak bosan-bosannya dan apa salahnya jika kita mengulang kembali kisah ini agar semakin menancap dihati kita!
Kisah ini kerap diceritakan oleh para Ustadz kita saat memberikan tausiyah seputar hijrah dan takwa. Dan masyaAllah-nya kisah ini bersandar pada kisah nyata. Sebuah kisah pengalaman pribadi seorang pemuda di wilayah Damaskus, ibukota Syria pada zaman tabiin!
Kebetulan, pemuda ini ingin belajar tentang agama. Ia ingin hijrah menjadi pribadi yang bertakwa pada Allah Ta’ala. Akhirnya, pemuda itupun datang ke sebuah masjid, masjid itu bernama Masjid At-Taubah. Ia mendapat informasi bahwa ada seorang syaikh yang alim dan berjiwa pendidik tinggal disitu. Dengan harapan, syaikh tersebut menerima pemuda ini menjadi muridnya.
Singkat cerita bertemulah mereka berdua. Sang pemuda kemudian bertanya : “Ya Syaikh, saya seorang pemuda miskin tidak punya apa-apa tetapi yang ingin belajar islam! Apakah saya boleh tinggal dimasjid ini bersama anda? Saya siap membantu membersihkan dan mengerjakan apa saja asal saya bisa bersama syaikh!”
Baca Juga :
- Siapakah Pemuda Idaman Syurga Sesungguhnya?
- Pahami Cara Ini, Agar Terhindar dari Segala Jenis Maksiat
- Potensi Demografi Pemuda Mau Dibawa Kemana?
- Letak Kebahagiaan Seorang Muslim!
Syaikh itu lalu berkata : “Silahkan saja tidak apa-apa. Tetapi kamu harus sabar mengikuti kehidupan saya. Apa yang kamu makan, itulah yang kamu makan! Dan apa yang saya minum, itulah yang kamu minum!”
Pemuda itu pun berkata, : “Baiklah syaikh!”
Akhirnya waktu pun berjalan, tidak terasa pemuda itu telah bersama syaikh tersebut selama 3 bulan lamanya. Dan dalam waktu yang cukup singkat itu, pemuda tersebut merasakan kekaguman sekaligus keheranan pada Syaikh tersebut. Kezuhudannya (sikap ridha atas ketetapan Allah) sangat luar biasa. Ketika ada makanan tersedia, maka beliau makan. Namun jika tidak ada makanan, beliau berpuasa. Beliau hanya bersahur dengan air dan sebutir kurma, sebaliknya pun demikian saat berbuka.
Hari itu, kebetulan sang pemuda telah berpuasa selama 3 hari berturut-turut, sahur, berbuka dengan menu yang sama, yakni air dan kurma. Hingga pada puasa ketiga, ia merasakan lemas dan tidak kuat lagi menahan laparnya. Sampai-sampai pemuda itu membungkukkan badannya ke depan menekan perut untuk menghilangkan rasa lapar.
Disaat itulah syaitan mencoba menjerumuskan ia dengan mengajak ia berbuat maksiat, yakni mencuri.
“Wahai anak muda, sekarang sudah halal bagimu mencuri, kalau kau tidak mencuri makanan. Kau akan makan darimana? Sedangkan gurumu melarangmu meminta pada orang lain. Jika tidak kamu akan mati kelaparan!” bujuk syaitan!
Maka muncullah dibenak pemuda tadi untuk mencuri makanan (sepotong roti). Dalam kondisi pikiran yang kacau dan rasa lapar yang menyakitkan, dengan instan diapun mencoba mencuri makanan di sebuah rumah, disamping masjid.
Sampailah ia dirumah tersebut, dan iapun naik ke atap rumah melalui memanjat tembok! Dia berencana masuk melalui atap rumah tersebut yang terbuat dari pelepah kurma. Hingga ia fikir bisa masuk melalui sela-sela atap rumah tersebut. Ternyata, tanpa sengaja ia melihat 3 perempuan tidak menutup aurat didalam rumah. Seketika itu ia urungkan niatnya mencuri makanan dirumah itu dan pergi kerumah selanjutnya.
Dirumah kedua, ia pun melakukan trik yang sama. Dan ternyata ia melihat rumah tersebut dalam keadaan kosong, tiada empunya. Lantas dari atas atap, dia mencium wangi masakan yang berasal dari dapur rumah tersebut! Dengan sigap ia turun dan langsung menuju dapur! Betapa senangnya dia saat menemukan sebuah panci yang digunakan untuk memasak menggunakan kayu bakar. Begitu panci itu ia buka, terlihat dua buah terong yang sedang direbus menggunakan air.
Perutnya pun semakin berbunyi karena lapar. Akhirnya ia pun mengambil 1 buah terong tersebut hendak dimakan. Namun dalam kondisi sedang mengunyah terong tersebut, pemuda itu tiba-tiba ingat kepada Allah. Ketakwaannya pada Allah dan takutnya melakukan dosa, seketika menghalangi ia untuk melakukan maksiatnya!
Muncul dalam benaknya, “Tidak mungkin Allah akan membuat saya mati hanya dengan kelaparan hanya karena meninggalkan sesuatu yang haram!” MasyaAllah seketika ia ingat dan tersadar akan perbuatan maksiatnya.
Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda :
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad)
Hingga setelah ingat akan hal itu, langsung ia muntahkan semua terong yang ia kunyah ke lantai. Bergegas ia pun langsung keluar dari rumah kosong itu dan pergi ke masjid, kediamannya! Begitu kagetnya ia, sebab sesampaianya di masjid, ia temui sedang ada pengajian. Namun sebab terlalu laparnya ia, ia pun tidak paham apa yang disampaikan dalam majelis itu sampai pengajian itu selesai.
Beberapa saat setelah itu, masuklah seorang wanita kedalam masjid hendak bertemu dengan Syaikh. Keduanya berbicara tentang sesuatu yang tidak diketahui oleh sang pemuda. Hingga pada akhirnya, sang Syaikh mengangkat kepalanya dan melihat ke arah si pemuda, dan memanggilnya!
“Kesinilah wahai muridku!”
Pemuda itu pun kemudian mendekat, bergabung dalam pertemuan itu. Lalu sang guru pun bertanya padanya :
“Apakah kamu sudah menikah?” tanya sang Syaikh kepadanya!
“Belum”, jawab pemuda itu.
“Apakah kau ingin menikah?” tanya Syaikh-nya. Sang pemuda diam saja hingga pertanyaan itu diulang oleh sang Syaikh hingga 3 kali.
Dan di pertanyaan ke-3, sang pemuda itupun menjawab :
“Wahai Syaikh, kalau sekiranya saya menikah, mau diberi makan apa istri saya! Sedangkan saat ini saya hidup dengan anda, apa yang anda makan, itulah yang saya makan! Apa yang anda minum, itulah yang saya minum! Hari ini bahkan kita sudah puasa 3 hari dan tidak memiliki makanan apapun untuk dimakan!”
Lalu Syaikh tersebut pun berkata pada sang pemuda :
“Ini disamping saya ada seorang perempuan yang baru saja selesai masa iddahnya, suaminya telah tiada. Dia tinggalkan harta yang cukup dan juga masih muda. Dia ingin cepat menikah karena takut akan fitnah. Dia ingin saya mencarikan jodoh untuknya. Dan saya anggap kamu cocok, apakah kamu ingin jika saya nikahkan dengan perempuan ini?”
Sang pemuda menjawab, “Ia syaikh!”
Dan syaikh bertanya pada perempuan tersebut, “Apakah kamu mau menikah dengan pemuda ini?”
Perempuan itu menjawab: “Ia syaikh!”
Akhirnya menikahlah mereka berdua, dengan mahar sebuah kendi dari sang Syaikh. Dan dalam hitungan beberapa menit saja, mereka melangsungkan akad nikah dan sah menjadi suami istri.
Syaikh kemudian berkata, “Pulanglah ke rumah istrimu! Nanti jika engkau hendak sholat silahkan datang ke masjid! Sekarang sudah tidak perlu lagi kamu menumpang di masjid ini!”
Pemuda tersebut akhirnya pulang bersama istri barunya itu. Diperjalanan pulang, seperti pada umumnya, keduanya masih terlihat malu-malu sebab baru saja menikah dan berkenalan. Disaat perjalanan pulang, pemuda tadi melewati rumah pertama dimana tadi ia ingin mencuri di rumah tersebut. Kemudian saat tiba di rumah kedua, istrinya berhenti dan berkata pada pemuda itu, “wahai suamiku, inilah rumah kita!”
Pemuda itupun sontak kaget, karena ia ingat betul, dirumah inilah ia sempat mencuri makanan. Ia kaget bahwa rumah ini adalah rumah perempuan yang sekarang jadi istrinya sendiri. Dan setelah mereka masuk ke rumah itu, benarlah ini memang rumah yang tadi baru saja ia masuki!
Ditengah kekagetannya, sang istri tiba-tiba berkata, “Wahai suamiku, aku dengar tadi engkau belum makan selama 3 hari? Apakah kamu ingin makan?”
Pemuda tadi menjawab, “iya!”
Istrinya kemudian masuk ke dapur. Dan betapa kagetnya ia ketidak melihat panci terbuka dan sebuah terong yang ia masak sudah tergigit. Spontan ia pun bertanya – tanya dan berkata : “Siapa yang sudah memakan terong saya ini!”
Namun, dengan lemah lembut sang pemuda tadi memanggil istrinya itu dan mulai bercerita, “Demi Allah begini ceritanya…” Dia pun bercerita dari awal kelaparan, ia memanjat rumah pertama, namun ia mengurungkan niatnya sebab melihat 3 orang perempuan tidak menutup aurat dirumah itu. Ia pun langsung pindah kerumah kedua dan melihat ada 2 buah terong didalam panci, saat kondisinya sangat lapar. Dan seketika ia mengigit dan mengunyah terong tersebut muncul ketakutan pada Allah, hingga ia muntahkan terong tersebut di lantai dapur! Dan dia berkata pada istrinya itu, “silahkan kamu check, muntahan tersebut sekarang belum kering!”
Mendengar penjelasan jujur suaminya tersebut. Sang perempuan itupun berkata :
“Wahai suamiku, engkau meninggalkan segumpal makanan haram. Lalu Allah saat ini telah menjadikan makanan itu, pancinya, rumahnya bahkan pemilik rumahnya menjadi milikmu saat ini!”
Subhanallah..! Benarlah dari kisah ini kita belajar, bahwa ketika kita meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya berkali-kali lipat!
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (TQS. At-Thalaq : 2-3)
