Millennial TalkMuslim YouthOpini

Dengan Islam Perempuan Mulia

Penulis : Zahara Amalia

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Jika melihat kondisi perempuan hari ini miris sekali serta jauh dari kata “Dimuliakan”. Realitas perempuan hari ini terpuruk dalam segala lini kehidupan. Banyak problem kehidupan yang menimpa mereka. Mulai dari pelecehan, kekerasan, ekonomi, keluarga, dan lain sebagainya. Bahkan realitas demikian,  tidak hanya kita temukan di negeri mayoritas muslim saja. Melainkan di belahan eropa, nasib kaum perempuan masih tetap  serupa.

Fakta negeri muslim, Di Afghanistan, 80% perempuan Afghanistan mengalami atau pernah mengalami setidaknya satu jenis kekerasan selama hidup mereka (UNFPA 2016). Kementerian Kesehatan Umum mendaftarkan 8.188 kasus kekerasan berbasis gender di mana 2.806 kasus adalah kekerasan fisik, 3.470 pelecehan psikologis, 1.207 kurangnya akses ke sumber daya, 403 pernikahan paksa, 166 serangan seksual, dan 136 pelecehan seksual terhadap perempuan. Kementerian Urusan perempuan Afghanistan mengumumkan hampir 4.000 kasus kekerasan yang tercatat terhadap perempuan di tahun 2017. Masih banyak lagi data di negeri muslim lainnya. (muslimahnews. com)

Sementara fakta tentang kekerasan di negeri eropa seperti AS, yang diterbitkan di Huffington Post pada tanggal 5 April 2017: Setiap hari lebih dari 570 orang mengalami kekerasan seksual di negara ini, negara yang penuh dengan cerita-cerita tentang kekerasan seksual di kampus-kampus, dan yang bahkan diperintah oleh seorang Presiden yang telah secara terbuka dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 15 perempuan. (muslimahnews.com)

Ketika kita melihat dua fakta di atas, hampir seluruh negeri muslim dan barat menetapkan solusi yang menurutnya dapat “membebaskan perempuan dari ketertindasan”. Apalagi jika bukan ide Gender Equality  atau Feminisme.

Apa itu Feminisme? 

Feminisme adalah suatu kajian yang mencari akar ketertindasan perempuan sampai pada upaya penciptaan pembebasan perempuan.  Sementara feminis adalah orang yg menganut ide tersebut. Bahkan aliran feminisme ini juga bermacam. Feminisme Marxis (Sosialis), Feminisme Liberal, serta muncul baru-baru ini Feminisme Radikal.

Mengupas sedikit terkait ide Feminisme, ide ini sendiri muncul dari kekecewaan wanita Eropa di abad 17 M pada masa itu. Perempuan di masanya dianggap sebagai makhluk yang tidak berjiwa, tidak boleh menikmati surga dunia, serta dianggap sebagai jelmaan setan. Martabatnya hina dan rendah, diperlakukan seperti komoditas barang atau hewan demi menjadi objek eksploitasi lelaki.

Ide kesetaraan gender muncul dari fakta adanya perbedaan hak perempuan di masyarakat kapitalis Barat sejak masa silam. Sehingga kaum perempuan kala itu memberontak dan menuntut hak mereka melalui women’s liberation movement atau feminist movement di AS, Inggris, dan Irlandia, sepanjang tahun 60—70-an. Hingga saat ini, yang mereka tuntut di negerinya masing-masing tidak kunjung terpenuhi dengan ideal, hanya sebagian saja. 

Realita perempuan hidup dalam martabat rendah dan  hina. Sebagaimana Yunani, apabila seorang perempuan melahirkan anak yang cacat, atau dianggap tidak mampu lagi mengasuh anak, biasanya ia akan dihukum mati. Orang- orang elite biasanya mengambil kaum perempuan dari suaminya untuk dihamili oleh laki-laki yang “pemberani dan perkasa” dari masyarakat lain.

Dalam agama Yahudi, dalam kitabnya “Talmud” yang berisi aturan dalam kehidupan pribadi dan peribadatan menyatakan : Mustahil ada sebuah dunia tanpa keberadaan kaum lelaki dan perempuan. Namun demikian, berbahagialah orang – orang yang memiliki anak laki-laki dan celakalah orang-orang yang memiliki anak perempuan.

Baca Juga :

Perempuan Mulia

Membaca pemaparan diatas, jauh sebelum itu, pada abad 7 M telah turun sebuah petunjuk yg diturunkan Allah untuk manusia yaitu al qur’an. Islam melihat laki – laki dan perempuan dengan pandangan yang proporsional. Dalam  Islam, kedudukan perempuan sangat dimuliakan. Seperti dikisahkan dalam sejarah Khalifah Al Mu’tashim, seorang budak perempuan yg sedang belanja di pasar, pada saat bersamaan dilecehkan oleh para lelaki romawi, pakaiannya di paku hingga akhirnya terlihat auratnya, sehingga perempuan itu berteriak. Sampai pada  akhirnya Khalifah mengirimkan puluhan ribu tentara untuk membela perempuan itu.

Sehingga sampai pada titik ini jelas, bahwa feminine bukanlah berasal dari islam. Malah, mereka berusaha untuk mengobok-obok syariat islam sendiri dengan dalil ‘islam agama patriarki’.

Islam memuliakan perempuan dengan tugas pokoknya sebagai ummu wa rabbatul bayt. Peran optimal yang sesuai dengan fitrahnya telah menjadikan perempuan sebagai pihak yang sangat turut andil dalam terwujudnya peradaban yang gemilang. Dari rahim mereka terlahir para tokoh, negarawan, politikus, ulama, cendekiawan, dll. Didalam islam, perempuan juga diatur bagaimana ranah publik sehingga menjamin hak-hak perempuan sebagai manusia, yakni dilindungi kehormatannya, akal, harta, jiwa, agama, keamanan, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, termasuk hak berpolitiknya.

Bukan hanya perempuan berstatus islam saja yang dimuliakan, melainkan non islam pun dimuliakan. Dan ini dapat terwujud hanya dalam naungan Islam saja.

Allahu ‘alam []

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button