Jejak UlamaReal Hero

Hangatnya Dakwah Para Ulama Terhadap Penguasa!

oleh : Abdullah Efendy S.Pd., CLMQ

Idemuslim.com, JEJAK ULAMA — Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud no. 4344, Tirmidzi no. 2174, Ibnu Majah no. 4011. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Haus ilmu, tapi lupa menuang ke gelas lain, layaknya pohon yang tak berbuah. Ia tumbuh membesar, akarnya mencengkram tanah, batangnya menjulang ke langit, namun tiada berguna. Begitulah agaknya ciri yang mirip dengan beberapa intelektual muslim hari ini. Sangat haus akan ilmu syar’i namun lupa menghilangkan kehausan orang lain!⁣⁣
⁣⁣
Ketika terjadi kemaksiatan, baik yang dilakukan individu, masyarakat atau bahkan penguasa! Mereka hanya bergumam, “Doakan aja yang terbaik!” ujarnya. Walhasil, akan kah kemaksiatan itu berubah? “Tapi kan doa adalah senjata kaum muslim?” Benar, tapi di Perang Badar sekalipun, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tetap menyiapkan strategi dan pasukan, sebelum berdoa?⁣⁣
⁣⁣
Disatu sisi, hadir pula muslim yang baru saja belajar hijrah dan meniti sunnah! Karena pemahaman yang belum matang, lantas berujar, “Hapus kemaksiatan dengan darah dan jihad!” sontaknya! Dari sinilah, cikal bakal pemuda yang rentan kehilangan arah dan mudah terpedaya. Dia berjuang mengatasnamakan Islam, namun khawatir disetir oleh kepentingan pembenci Islam⁣⁣.

Dua fakta ini, adalah pilihan! Yang harus didiskusikan, bukan sekedar pilih yang mana! Namun, pertanyaanya, benarkah pilihan tersebut telah sejalan dengan Islam? Eloknya kita coba bercermin dari Kisah para ulama kita, salah satunya ialah Imam Nawawi Rahimahullah⁣⁣
⁣⁣
Beliau adalah ulamanya ahlu sunnah. Keutamaan, keilmuan dan keshalihannya terkenal oleh penduduk bumi belahan timur hingga barat. Namun bagaimana beliau menyikapi berbagai hal termasuk kemaksiatan? Apakah beliau berdiam diri, sebab sibuk akan urusan ilmu? Ternyata tidak sama sekali!⁣⁣
⁣⁣
Sejak berumur 18 tahun, beliau tinggal di Madrasah Ar-Rawahiyah untuk belajar berbagai disiplin ilmu. Fiqih, ushul, nahwu, sharaf, ushuludin dan lainnya. Menta’liq, syarah dan mentashih berbagai kitab langsung dihadapan gurunya!⁣⁣
⁣⁣
Namun, ulama yang melahirkan sejumlah ulama hebat ini tak tinggal diam saat para penguasa di zaman itu bertindak dzahlim. Beliau pernah menulis surat kepada Umara’ Badruddin agar takut kepada Allah, disebabkan kondisi syam dan kondisi susah dan lemah. Beliau juga menuliskan surat yang sama kepada Raja Azh-Zhahir, sebagai bentuk muhasabah lil hukam! Beliau bahkan pernah menolak ketika ditawarkan memakan buah-buahan dari Damaskus, sebab saat itu penduduknya diwarnai umpatan dan perselisihan. (dikutip dari kitab Al-Minhal Al-‘Adzbur Rawi fi Tarjamatil Imam An-Nawawi)⁣⁣
⁣⁣
Dari Imam Nawawi rahimahullah kita belajar! Bahwa kehangatan dan kelembutan hati seorang ulama, tak membuat ia lunak menyampaikan kebenaran. Namun, kebenaran itu disampaikan atas dasar ilmu, bukan nafsu apalagi semangat menggebu-gebu. Setiap amar ma’ruf yang disampaikan, adalah untuk kebaikan semua manusia, rahmatan lil alamin! Lisan dan doa ulama bagaikan panah yang pasti tepat sasaran! Jika sasaran bumi menolak, maka langit akan selalu terbuka!⁣⁣
⁣⁣
Tak cukup hanya doa untuk mengubah keadaan, harus ada ikhtiar. Dan ikhtiar itu, haruslah berdasarkan ilmu!⁣⁣

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button