Real Hero

Juwairiyah Binti Harits

oleh : Dedek Arnisah

(Wanita Yang Paling Besar Berkahnya Bagi Kaumnya)

Juwairiyah lahir 14 tahun sebelum hijrah. Ia tumbuh dan berkembang secara terhormat dan mewah, karena Ia adalah putri pemimpin kaum Bani Musthaliq, yaitu Harits Bin Abu Dhirar. Ia hidup ditengah kenikmatan dan kemakmuran. Kebaikan akhlak, etika, serta kecantikan rupa menjadikannya seorang dambaan para lelaki kaya dan terhormat, dan Ia dinikahi seorang pemuda Khuza’ah bernama Musafi’ bin Shafwan.

Ketika mentari Islam terbit di bumi Jazirah, Rasulullah ﷺ diutus sebagai Nabi dan menyeru kepada umat manusia untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Bagi yang berhati suci, mudah bagi mereka dalam menerima cahaya Islam, sedangkan yang berhati sakit lebih memilih berpaling dari seruan Islam. Hingga kaum Quraisy melancarkan siksaan bagi sahabat serta kaum Muslimin agar mereka meninggalkan Islam.

Hal ini yang menyebabkan para sahabat hijrah ke Habasyah untuk hidup dibawah keadilan Raja Najasyi. Ketika kezhaliman di Mekah kian meningkat, Rasulullah ﷺ bersama para sahabat hijrah ke Madinah dan mereka disambut hangat oleh kaum Anshar. Rasulullah ﷺ bermaksud untuk memperkokoh sendi-sendi Daulah Islam di Madinah Al Munawaroh agar menjadi benteng pertahanan bagi Islam dan kaum Muslimin, hingga aroma wangi Islam bisa menyebar kesegala penjuru alam.

Ketika cahaya Islam menyebar ke seluruh dunia, Kaum Bani Musthaliq tetap saja tertahan pada kejahiliyaan dibawah kendali pemimpin mereka, Harits bin Abu Dhirar (Ayah Juwairiyah). Mereka berencana untuk menyerang masyarakat Islam dibawah kepemimpinan besar Rasulullah ﷺ. Mereka mempersiapkan segala sesuatunya untuk penyerangan ini, mulai dari prajurit, persenjataan, dan dana untuk menyerang kekuatan masyarakat yang selalu meraih kemengan ini.

Setelah Rasulullah ﷺ mendengar kabar penyerangan, beliau mengutus Buraidhah bin Hushaib Al-Aslami untuk memastikan kebenaran informasi ini. Buraidhah datang menemui Bani Musthaliq, bertemu Harits bin Abu Dhirar dan berbincang-bincang dengannya. Setelah itu, Buraidhah pulang menemui Rasulullah ﷺ dan menyampaikan informasi yang Ia dapat.

Setelah meyakini informasi yang didapat, Rasulullah ﷺ menghimpun para sahabat untuk bergegas dalam berperang. Disisi lain, Harits bin Abu Dhirar mengirim inteligen untuk mengorek informasi tentang pasukan Islam, namun berhasil ditangkap pasukan Muslimin dan dibunuh.

Pasukan Bani Musthaliq semakin dicekam rasa takut hingga orang-orang Arab yang ikut serta dalam barisan Bani Musthaliq pun memisahkan diri. Di sebuah mata air Muraisi’, Rasulullah ﷺ mempersiapkan diri untuk perang, membentuk barisan. Panji perang kaum Muhajirin beliau serahkan kepada Abu Bakar Ash Shiddiq dan panji perang kaum Anshar beliau serahkan kepada Sa’ad bin Ubadah. Setelah itu Rasulullah ﷺ memerintahkan pasukan Muslimin untuk menyerang secara serentak hingga akhirnya kemenangan berada dikubu kaum Muslimin.

Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Aun, Ia berkata: “Aku mengirim surat kepada Nafi’. Lalu Nafi’ membalas, Nabi ﷺ menyergap Bani Musthaliq kala mereka lengah. Hewan-hewan ternak milik mereka digiring melintasi sungai. Para lelaki yang terlibat dalam memerangi kaum Muslimin dibunuh. Kaum wanita dan anak-anak mereka ditawan, dan saat itu beliau mendapatkan Juwairiyah. Ibnu Umar yang menceritakan ini kepadaku, dan Ia ikut bersama prajurit tersebut”.

Musafi’ bin Shafwan, suami Juwairiyah binti Harits, termasuk salah satu diantara sepuluh orang yang terkapar oleh pedang-pedang Islam. Yang lainnya ditawan  dengan jumlah mencapai 700 orang lelaki. Harta benda mereka dirampas, kaum wanita dan anak-anak ditawan. Hewan ternak dan kambing-kambing milik mereka digiring. Allah ﷻ memberikan kemenangan mulia kepada Rasul-Nya.

Keislaman dan Pernikahan Juwairiyah (Menjadi sebab kebaikan bagi kaumnya)

Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Mukminin, Ia berkata, “Ketika Rasulullah ﷺ membagi-bagikan para tawanan bagi Bani Musthaliq, Juwairiyah binti Harits jatuh dalam bagian Tsabit bin Qais bin Syimas (saudara sepupunya), kemudian Juwairiyah menebus diri dengan membayar secara diangsur. Juwairiyah adalah sosok wanita menawan dan pandai bercanda, siapapun melihatnya pasti akan tertarik. Juwairiyah kemudian menemui Rasulullah ﷺ untuk meminta bantuan biaya tebusan atas kemerdekaannya.

Demi Allah, saat aku melihatnya di pintu kamar, aku merasa tidak suka padanya. Aku tahu, Nabi ﷺ akan memandang kecantikannya seperti yang kulihat. Juwairiyah masuk lalu mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, Aku Juwairiyah binti Harits bin Abu Dhirar, pemimpin Bani Musthaliq. Aku tertimpa musibah seperti yang engkau ketahui sendiri. Aku jatuh dalam bagian milik Tsabit bin Qais bin Syimasy (Saudara sepupunya), aku ingin, menebus diriku dengan cara membayar secara diangsur. Aku datang meminta bantuan kepadamu untuk kemerdekaanku’. Rasulullah ﷺ balik bertanya, ‘Ada yang lebih baik lagi untukmu dari permintaan itu?’ Apa itu wahai Rasulullah?, tanya Juwairiyah. ‘Aku akan melunasi biaya kebebasanmu, dan aku akan menikahimu’, kata beliau. ‘Baik, aku mau’, kata Juwairiyah.

Aisyah meneruskan, ‘Tersiar kabar kepada seluruh kaum Muslimin bahwa Rasulullah ﷺ menikahi Juwairiyah binti Harits. Orang-orang kemudian berkata, ‘Mereka (Bani Musthaliq) adalah besan-besan Rasulullah ﷺ . Mereka kemudian melepaskan semua tawanan’. Aisyah berkata, ‘Dengan pernikahan itu, seratus keluarga dari Bani Musthaliq dimerdekakan. Belum pernah aku mengetahui seorang wanita yang membawa berkah besar untuk kaumnya melebihi Juwairiyah’.

Memasuki rumah Nubuwah

Juwairiyah memasuki kehidupan sederhana serta melupakan kehidupan  mewah dan kaya yang Ia jalani sebelumnya. Sebab seluruh dunia tidak sebanding meski hanya sesaat pun dengan waktu yang Ia lalui bersama Rasulullah. Seandainya seorang Muslim diberi pilihan antara seluruh dunia dengan sekali menatap wajah Rasul, tentu akan memilih tatapan tiada bernilai tersebut.

Juwairiyah termasuk wanita yang taat beribadah, ahli puasa dan shalat malam. Ia tiada pernah jemu berdzikir kepada Rabb bumi dan langit. Diriwayatkan dari Juwairiyah, Ia berkata, “Pada suatu pagi, Rasulullah ﷺ datang kepadaku saat aku sedang shalat. Setelah itu, beliau berlalu untuk keperluan beliau. Kemudian beliau pulang pada pertengahan siang lalu bertanya, ‘Apa kau masih saja duduk (dari tadi pagi)?’ ‘Ya’ tanya beliau, ‘Maukah kau kuajari kalimat-kalimat yang seandainya disamakan dengan (semua yang kau baca sejak pagi tadi), tentu akan setara dengannya, atau jika ditimbang (dengan semua yang kau baca sejak pagi tadi), tentu akan lebih berat darinya; ‘Subhanallah ‘adada khalqihi (Mahasuci Allah sebanyak bilangan makhluknya) sebanyak tiga kali, ‘Subhanallah zinata ‘arsyihi (Mahasuci Allah seberat Arsy-Nya) sebanyak tiga kali, ‘Subhanallah ridha’a nafsihi (Mahasuci Allah sebanyak keridhoan dirinya) sebanyak tiga kali, ‘Subhanallah midada kalimatihi (Mahasuci Allah sebanyak tinta kalimat-kalimat-Nya) sebanyak tiga kali.

Juwairiyah menjalani hari-hari paling berharga dan paling manis bersama Rasul. Namun dengan cepat kesedihan datang mengetuk pintu untuk memisahkan orang-orang tercinta. Juwairiyah dirundung kesedihan mendalam atas wafatnya Rasul, namun Ia mengharap pahala disisi Allah untuk meraih pahala orang-orang sabar yang meraih pahala tanpa perhitungan pada hari Kiamat.

Ibunda kita Juwairiyah hidup dalam kondisi ridha lagi diridhai selepas kepergian Rasulullah ﷺ Ia menghabiskan separuh hidupnya dibawah naungan keadilan para Khalifah Nabi ﷺ bersama para istri Nabi nan suci. Kehidupannya penuh dengan ilmu, dzikir, doa, dan tasbih. Ia mengajarkan ilmu kepada ahlul ilmi serta penuntut ilmu di Madinah Al Munawwaroh, menuju menara-menara ilmu, dan bangunan-bangunan tinggi para perawi. Diantaranya adalah para istri Nabi ﷺ nan suci.

Pada tahun 50 Hijriyah, Ummul Mukminin merasa saat-saat bertemu Allah ﷻ sudah dekat dan penyakit mulai merayap kedalam tubuhnya. Pada bulan Rabi’ul Awwal Ummul Mukminin Juwairiyah meninggal dunia. Jenazahnya diantar ke Baqi’ untuk istirahat panjang didekat Ummahatul Mukminin dan putri-putri sang kekasih. Jenazahnya dishalati Marwan bin Hakam yang saat itu menjabat sebagai gubernur Madinah Al Munawwaroh. []

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button