Millennial Talk

Kampung Tempat Tinggalku Sudah Tidak Baik-Baik Saja

Oleh: Siti Khadijah Sihombing, S.Pd (Aktivis Dakwah)

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Aku tinggal di Desa Sitiris-tiris, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah. Kampungku berdekatan dengan kecamatan Barus, Sosorgadong, Sirandorung dan Manduamas. Kampungku begitu asri jauh dari keramaian dan kebisingan. Iya seperti layaknya kampung semua masih alami dan jauh dari gemerlap kehidupan di kota-kota besar. Walaupun katanya sebentar lagi ingin dimekarkan tetapi kesejukan kampung itu masih terasa. Tetapi kehidupan di kampung itu tidak lagi seindah dulu, dan juga tidak lagi seaman dulu. Sungguh kengerian kehidupan di kota sudah sampai ke kampung ku tercinta.

Begitu banyak kasus yang terjadi disini, mulai dari pengedaran narkoba, pemakaian narkoba, perselingkuhan, pelecehan seksual, pemerkosaan, kenakalan remaja, dan kerusakan moral akibat tiktok yang meradang juga sudah sampai disini. Tiga tahun terakhir ini begitu banyak kasus-kasus yang terkuak. Salah satunya itu kasus penggunaan narkoba dan pengedaran narkoba oleh seorang kuli bangunan di Barus (Antara News Sumut, 14/06/20), kemudian kasus seorang lelaki yang ditanggap karena ketahuan memiliki sabu-sabu di desa Sogar kecamatan Andam Dewi (HarianSIB.com, 12/07/21), terus seorang pemuda warga desa Pasar terandam Kecamatan Barus ditangkap karena ketahuan menggunakan narkoba (RRI.co.id, 6/05/21), dan masih banyak lagi kasus-kasus yang terulang setiap tahunnya.

Itu masih kasus narkoba, belum lagi kasus perselingkuhan yang marak terjadi setahun belakangan ini. Banyak istri-istri yang pergi dengan suami orang lain menginap di Hotel dan ada yang sampai kabur agar bisa menikah dengan selingkuhannya itu. Dan kasus perselingkuhan ini tidak banyak menjadi penghancur keutuhan keluarga karena berakibat perceraian antara suami istri tersebut. Sungguh ngeri.

Baca Juga :

Belum lagi kasus kenakalan remaja dan anak-anak. Mereka mengadakan balap liar, menonton video porno dan kecanduan games. Tiga tahun yang lalu saya saat masih mengajar di MDA, saya mendapati anak-anak menonton video porno di dalam kamar mandi. Saat itu saya tau karena mereka ribut dan saya tanya kepada salah satu anak yang tidak mau ikut menonton, sungguh jawabannya sangat mengejutkan karena anak itu mengatakan bahwa mereka menonton video porno ibu, Abang itu yang memberikan (sambil menyebut nama salah satu anak). Dari kejadian itu jika saya melihat anak-anak berkumpul pasti saya menghampiri, ada sebagian jadi bubar dan menyimpan hpnya, ada juga yang mereka asyik aja karena mereka lagi asyik bermain games bersama. Dan setelah kejadian itu terkuaklah dua berita pelecehan seksual oleh seorang anak, ada yang hanya melecehkan, ada yang ingin memperkosa. Sungguh miris sekali.

Belum lagi kasus para LGBT juga sudah merebak dikampungku dan kampung tetangga. Pemandangan yang sudah dianggap wajar ketika anak-anak berjoget tiktok di jalan raya tanpa ada rasa malu serta ibu-ibu yang joget tiktok di Share ke akun Facebooknya. Dan ini hal dianggap biasa saja padahal ini adalah kehancuran generasi bangsa.

Sebagai seorang ibu aku ngeri menyaksikan fenomena ini. Walaupun bukan keluargaku yang melakukannya tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa tahun kedepan kejadian-kejadian yang mengerikan bisa saja terjadi, karena tidak ada pemberantasan dan pemberian sanksi kepada masyarakat yang melanggar norma agama.

Mengapa ini bisa terjadi?

Karena kita hari ini hidup dalam kubangan sistem Kapitalisme, dimana dalam sistem ini sangat menjunjung tinggi kebebasan. Makanya, masyarakat boleh melakukan apa saja selagi tidak mengganggu orang lain dan melanggar hukum negara. Masyarakat bisa berbuat semaunya dan tidak ada sanksi jika melanggar syariat islam. Iya dibiarkan saja selagi bukan anak dan istri/suaminya yang melakukannya. Kalau sudah keluarganya maka baru dia sibuk mengurusnya.

Itulah buah dari penerapan sistem kapitalisme ini. Manusia sudah tidak lagi menjadikan sistem yang berasal dari sang Pencipta yaitu Allah Ta’ala. sebagai aturan yang mengatur tatanan kehidupan manusia. Manusia sudah sungguh sombong dengan membuat aturannya sendiri, sebab mereka mengatakan bahwa Allah sang Pencipta tetapi kalau masalah kehidupan maka kami yang membuat aturannya. Begitulah sistem kapitalisme ini pelan-pelan menghancurkan manusia dan menjauhkan mereka dari aturan sang Pencipta.

Maka jika hal ini masih dibiarkan, beberapa tahun kedepan kita kehidupan kita akan semakin ngeri sekali. Kemaksiatan akan semakin merajalela dan menjadi hal yang akan dianggap biasa saja. Sudah masanya seperti ini, karena kita hidup di akhir zaman kata mereka. Padahal kejadian-kejadian ini bisa diberantas jika kita hidup dalam sistem islam kaffah. Dengan menerapkan sistem islam kaffah sebagai aturan yang mengatur tatanan kehidupan manusia maka manusia akan kembali kepada fitrahnya menjadi hamba yang taat kepada Allah. Menjalankan segala perintah Allah tanpa merasa asing dan sok alim.

Perubahan sistem yang sangat kita butuhkan. Karena inilah solusi yang hakiki. Jika kita tidak mau di atur oleh Allah maka aturan siapa lagi yang kita pakai? Apakah kita sudah begitu hebat untuk mengatur diri kita? Lihat saja hari ini, dimana kehidupan kita sudah kacau balau tak tentu arah dan tujuan.

Maka, Marilah sama-sama kita berjuang untuk menerapkan sistem islam kaffah dalam tatanan kehidupan kita agar kita kembali kepada fitra kita menjadi hamba yang selalu menjalankan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang. Agar hidup kita bahagia dunia akhirat dan janji Allah untuk kehidupan yang rahmatan lil’alaamiin dapat kita rasakan.

Wallahu’alam bishowab.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button