Dakwah

Karakteristik Seorang Pengemban Dakwah

Oleh : Aisyah Rahma Nasution, S.Pd

Idemuslim.com, DAKWAH — Seorang pengemban dakwah adalah orang yang memiliki ciri khas dalam kepribadiannya, dia punya ciri yang khas yang membedakan ia dengan muslim biasa. Terdapat beberapa ciri khas karakter yang dimiliki oleh seorang pengemban dakwah, mau tahu apa saja itu? Berikut simak ulasannya satu per satu.

  1. Memiliki Jiwa kepemimpinan

Terlepas pengemban dakwah yang dimaksud di sini laki-laki ataupun perempuan sejatinya seorang pengemban dakwah mestilah memiliki jiwa kepemimpinan, yang paling minimal adalah kepemimpinan atas dirinya dengan ketakwaan yang Ia punya. Setiap orang kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah Allah amanahkan atas dirinya.

Terlebih seorang pengemban dakwah yang akan memimpin umat dan menuntun mereka menuju keluasan pemikiran dan kesadaran akan status diri sebagai seorang hamba yang semestinya mengikuti keinginan sang pencipta.

Jiwa kepemimpinan iniah yang akan menjadikan pengemban dakwah sadar atas pentingnya tanggung jawab yang ia emban bukan hanya sekedar untuk dirinya tapi untuk objek dakwahnya. Dan sejatinya karena jiwa kepemimpinan yang ada pada dirinya inilah yang menjadikan dia mau untuk maju dan memilih untuk mengambil amanah dakwah dan tidak apatis.

Di dalam Al_Qur’an Allah mengajarkan kepada kita untuk meminta bukan hanya anak yang soleh dan solehah atapun pasangan yang menyejukkan mata tapi Allah mengajarkan juga agar kita meminta Allah menjadikan kita jadi pemimpin orang-orang yang bertakwa, dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

 “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqon: 74)

  1. Memiliki Rasa Cinta Yang Besar Kepada Allah dan Rasul-Nya

Rasa cinta yang Ia punya kepada Allah dan Rasul-Nya yang akan menjadi bahan bakar untuk seorang pengemban dakwah untuk bergerak dan menyampaikan kalam-kalam Allah kepada sebanyak-banyaknya manusia sebagaimana orang lain telah menyampaikan kalam itu kepadanya. Saat Ia merasakan bahagia yang luar biasa dipertemukan Allah dengan apa yang Ia miliki sekarang, yakni jalan dakwah, Ia yakin orang lain juga akan merasakan hal yang sama.

Baca Juga :

Oleh karena itu Dia akan merasakan bahagia ketika berhasil mengajak orang lain bergabung bersamanya dalam pergerakan dakwah, karena baginya jalan dakwah yang ia tempuh sekarang adalah jalan cinta terlebih lagi dengan adanya kabar gembira dari sang pencipta tentang pahala amal jariyah yang akan diperoleh seorang pengemban dakwah tatkala Dirinya mampu mengajak orang lain untuk turut serta, dan terlepas dari itu semua hal ini Ia lakukan (mengajak orang lain ke jalan dakwah) sebagai wujud dari rasa cintanya kepada Allah dan RasulNya. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ

Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kalian (Q.S Ali Imran :31)

Jalan dakwah adalah jalan yang Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa salam lalui bersama para sahabatnya hingga akhirnya Islam sampai kepada kita dan salah satu bukti kecintaan kepada Allah adalah dengan mengikuti Rasulullah dan salah satu jalan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Salam yang ingin kita ikuti adalah jalan dakwah ini sebagai wujud pembutian cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

  1. Memiiki Kepribadian Islam

Kepribadian islam (Syaksiyah Islamiyah) adalah definisi dari pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan apa yang islam inginkan. Syariat islam telah ter install dalam dirinya sehingga islam telah terintegrasi dalam dirinya atau dia sedang berada dalam upaya mempersiapkan diri untuk menjadikan islam terintegrasi dalam dirinya baik dalam berbagai pemikiran, hukum maupun sifat-sifat islami sehingga ia menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya karena kuaitas islam yang dimilikinya.

Sehingga ia menjadi pribadi yang terlebih dahulu mengamalkan sebelum akhirnya ia menyampaikan dan Allah juga memberikan kepadanya qoulan sakila ( perkataan yang membekas) bisa jadi ia menyampaikan hal yang sama dengan orang lain tapi efek pada hati orang yang mendengarkan berbeda, apa yang ia sampaikan lebih bisa menyentuh hati manusia alasan utamanya karena ia memiliki apa yang orang lain tidak miliki yakni upaya untuk menyempurnakan dirinya sesuai dengan apa yang Allah minta, upaya untuk menjadikan islam itu tercermin dari dirinya sehingga saat Ia menyampaikan dakwah objek dakwahnya dapat merasakan keihlasan dirinya dalam menyampaikan, seperti yang sering dikatakan segala sesuatu yang berasal dari hati akan sampai ke hati pula.

  1. Memiliki Pemikiran Politik

Pemikiran politik merupakan pemikiran tertinggi yang dimiliki oleh manusia, orang yang memiliki pemikiran politis sudah selesai dengan permasalah pribadinya sehingga yang ia pikirkan adalah umat, sesuatu di luar dirinya. Permasalahan-permasalahan yang mereka miliki (permasalahan umat) dicarikan solusinya yang bersifat menyeluruh (Problem solfing), dalam hal ini bukan berarti seorang pengemban dakwah tidak memiliki permasalahan yang ia hadapi dalam kehidupan dan kesehariannya, hanya saja permasalahan yang ia hadapi dalam kesehariannya sudah tidak lagi besar di pandangan matanya, karena Ia memfokuskan pemikiran dan energinya untuk permasalahan umat, pola fikirnya global Ia paham permasalahan umat baik skala nasional bahkan skala dunia dan paham dengan realita pergolakan peradaban yang saat ini ada.

Seorang pengemban dakwah mestilah memiliki pemikiran politik yang luas dan mendalam bahkan perkara harga minyak goreng yang naik dia soroti bukan hanya dari aspek dirinya tapi aspek kehidupan masyarakat yang semakin sempit karenanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa salam dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh  Ahmad bersabda yang artinya

“Barangsiapa yang terbangun di pagi hari tanpa memikirkan keadaan ummatku maka ia bukan termasuk golonganku”

Dari hadiya di atas diambil pelajaran bahwa semestinya seorang muslim haruslah peduli dengan keadaan saudari muslim yang lainnya terlebih seorang pengemban dakwah yang mengambil amanah untuk menyampaikan islam kepada umat.

  1. Meyakini kabar gembira yang disampaikan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa salam

Seorang pengemban dakwah tidak hanya melihat apa yang bisa terlihat oleh mata secara kontekstual di hadapan matanya saja, tapi ia juga mampu melihat ke depan dengan arah pandang yang jauh dan mulia. Ia yakin atas kabar gembira yang disampaikan Rasul untuknya dan untuk umat Islam seluruhnya bahwa akan kembali ada kejayaan Islam setelah sebelumnya terpuruk yakni akan ada fase ke lima fase kebangkitan Islam setelah masa penguasa yang zolim seperti yang kita rasakan sekarang. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wa salam diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah!

تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكًا عاضًا فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها، ثم تكون ملكًا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، ثم سكت هذا الحديث حسن أخرجه أحمد (حديث 18406)

Nubuwwah ada pada kalian sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian Khilafah diatas manhaj nubuwwah sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian kerajaan yang menggigit sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian, kerajaan yang diktator sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian Khilafah di atas Manhaj Nubuwwah. Kemudian beliau diam.”

Dari penjelasan hadis diatas kita mengambil pelajaran bahwa ada bisyaroh atau kabar gembira dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa salam bahwa akan kembali tegak islam yang sesuai dengan manhaj kenabian pada fase ke lima kehidupan umat islam, sebagaimana yang telah Rasulullah sampaikan juga sebelumnya tentang penaklukan konstantinopel oleh islam, Percobaan penaklukan bahkan telah dilakukan sejak masa  Dinasti Umayyah berkuasa dan ternyata yang berhasil mewujudkan adalah sosok luar biasa, ratusan tahun setelahnya Bisyaroh Rasulullah tersebut akhirnya terwujud dalam genggaman Muhammad Al-Fatih sang penakluk.

Meyakini akan kebenaran Bisyaroh Rasulullah menjadi salah satu karakteristik pengemban dakwah karena dengan adanya bisyaroh inilah ia bertahan dengan segenap rintangan dakwah dan percaya jika malam semakin pekat, dakwah semakin susah dan sesak mereka (ket Para pengemban dakwah) percaya fajar kebangkitan Islam sudah semakin dekat sehingga kejenuhan dan lelah seolah hilang tatkala mengingat kabar mulia ini sehingga seorang pengemban dakwah adalah orang-orang yang mampu melihat apa yang ia yakini.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button