
Oleh: Zainudin Zanki
Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, Insyaallah pada 2 April 2022. Nabi Muhammad ﷺ berpidato memberikan wejangan di hadapan para sahabatnya untuk memasuki bulan mulia tersebut. Ceramah di penghujung bulan Sya’ban tersebut berisi tentang informasi keistimewaan, keutamaan, keagungan bulan suci Ramadhan serta anjuran untuk meningkatkan penghambaan kepada Allah Ta’ala dan kepedulian sosial. Yang menarik, Rasulullah ﷺ menggunakan redaksi sapaan “yâ ayyuhannâs” (wahai manusia) saat mengawali pidatonya, yang menandakan bahwa pesan tersebut berlaku umum bagi seluruh umat, bukan kaum Muslimin semata.
Khutbah Rasulullah ﷺ menyambut bulan Ramadhan tersebut, singkat tetapi menyentuh hati. Oleh karena itu untuk menambah semangat dan sebagai bekal untuk memasuki bulan suci ini ada baiknya kita perhatikan Khutbah Rasulullah ﷺ, teladan kita semua!
أَيُّهَا الَّناسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلَهُ تَطَـوُّعاً مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ وَهُوَ شَهْرُ الصَّـبْرِ وَالصَّـبْرُ ثَـوَابُهُ الْجَنَّةُ وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ وَ شَهْرٌ يَزْدَادُ فِـيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِـيْهِ صَائِماً كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ وَ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ قَالُوْا لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَن فَطَّرَ صَائِماً عَلىَ تَمْرَةٍ أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ أَوْ مذَقَّةِ لَبَنٍ وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتــْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ وَاسْتَكْثَرُوْا فِـيْهِ مِن أَرْبَـعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَيْنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا ربَّكُمْ وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غِنىَ بِكُمْ عَنْهُمَا فَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتاَنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا ربَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ تَسْتَغْفِرُوْنَهُ وَأَمَّا اللَّتاَنِ لاَ غِنىَ بِكُمْ عَنْهُمَا فَـتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَـعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ وَ مَنْ أَشْبَعَ فِـيْهِ صَائِماً سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَى يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ
Salman al farisi menuturkan Riwayat sebagai berikut:
“Rasulullah ﷺ menyampaikan khutbah kepada kami pada hari terakhir di bulan Sya’ban. Rasulullah ﷺ berkhutbah:
“Wahai manusia, sungguh bulan agung dan penuh berkah telah menaungi kalian. Bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada bulan itu, Allah menjadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan qiyam atau shalat di malam harinya sebagai ibadah sunnah. Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan kewajiban di bulan lain. Siapa yang mengerjakan suatu kewajiban dalam bulan Ramadhan tersebut, maka sama dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan kesabaran; sedangkan ketabahan dan kesabaran, balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan pertolongan. Pada bulan itu rezeki orang-orang mukmin ditambah”.”Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan itu, maka ia akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka. Orang itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sedangkan pahala puasa bagi orang yang melakukannya, tidak berkurang sedikit pun.”
Baca Juga :
- Beginilah 24 Jam Kegiatan Harian Rasulullah Muhammad
- Cinta Nabi Yang Hakiki
- Majelis Cinta Rasulullah Batam, Adakan Kajian Bertema Pemuda & Dakwah
- Ramadhan di Palestina
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tak semua dari kami memiliki makanan untuk berbuka bagi orang lain.”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberikan sebutir kurma, atau seteguk air, atau seteguk susu.” Nabi ﷺ pun melanjutkan,
“Dialah Ramadhan, bulan yang permulaannya dipenuhi dengan rahmat, periode pertengahannya dipenuhi dengan ampunan, pada periode terakhirnya merupakan pembebasan manusia dari azab neraka.” “Barangsiapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu-pembantu rumah tangganya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan membebaskannya dari api neraka”. “Oleh karena itu dalam bulan Ramadhan ini, hendaklah kamu sekalian dapat meraih empat bagian. Dua bagian pertama untuk memperoleh ridha Tuhanmu dan dua bagian lain adalah sesuatu yang kamu dambakan. (Untuk meraih) dua bagian yang pertama, hendaklah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan memohon ampunan kepada-Nya.
(Untuk meraih) dua bagian yang kedua hendaklah memohon (dimasukkan ke dalam) surga dan berlindung dari api neraka”.“Siapa yang memberi minuman kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari telagaku, suatu minuman yang seseorang tidak akan merasa haus dan dahaga lagi sesudahnya, sehingga ia masuk ke dalam surga.”
(Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah: 1780; al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman: 3455. Redaksi hadits di atas riwayat Ibn Khuzaimah).
Hadits ini dimuat juga dalam kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama terkenal, antara lain: Muhammad Yusuf al-Kandahlawi dalam kitab Hayah al-Shahabah, III/400–401, Imam al-Munzdiri dalam kitab al-Targhib wa al-Tarhib, I/16–17, Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Baz dalam kitab Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, XV/44–45. Prof. Hasbi al-Shiddiqi dalam Pedoman Puasa.
Paling tidak ada tiga pesan inti dari khutbah baginda Nabi ﷺ di atas.
- Pertama, bulan Ramadhan menuntut kita untuk semakin meningkatan taqarrub kepada Allah Ta’ala dengan amalan-amalan shalih yang fardhu maupun sunnah. Yang fardhu tentu saja puasa dan amalan-amalan lain yang tidak boleh ditinggalkan meski di luar bulan Ramadhan seperti shalat lima waktu, menuntut ilmu, berdakwah, melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, berbakti kepada Orang tua, berjuang menegakkan Syariah, dan lainnya. Yang sunnah adalah seperti shalat malam, tilawah al-Quran, bersedekah dan sebagainya.
- Kedua, memperbanyak doa serta memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah dari azab api neraka.
- Ketiga, Bersimpati kepada orang lain meski dengan sekadar memberi makan orang yang berbuka puasa dengan seteguk air atau sebiji kurma. Kondisi kekurangan tidak menjadi alas an untuk berbagi dengan orang lain. Para sahabat telah memberikan teladan yang baik dalam hal ini.
Dalam sebuah Riwayat terkenal, Abu jahm ra. Bertutur bahwa saat berlangsung perang yarmuk, ia pergi mencari sepupunya yang ikut berperang sambal membawa air dalam sebuah kantong kulit untuk minum dan membasuh lukanya sekiranya ia masih hidup. Secara kebetulan, ia menemukan sepupunya tergeletak bersimbah darah. Saat ia ditanya apakah perlu air, ia menjawab, “iya” Namun, tak lama kemudian terdengar suaran orang mengerang dari tempat tidak jauh dari mereka. Sepupu Abu Jahm pun menunjuk kearah suara itu dengan maksud agar Abu Jahm memberikan terlebih dahulu air kepada orang itu yang memang sedang kehausan, Baru saja Abu Jahm mau memberi minum orang itu, tiba-tiba terdengar suara lain yang juga mengerang. Orang kedua ini pun segera memberikan isyarat kepada Abu Jahm agar memberi minum terlebih dulu orang barusan yang mengerang itu, Dengan cepat Abu Jahm memberinya minum, orang itu keburu meninggal. Abu jahm segera Kembali menuju orang kedua. Namun orang kedua pun ternyata sudah meninggal. Segera Abu Jahm menghampiri kembali sepupunya. Namun, sepupunya itu telah syahid lebih dulu. (Fadhila Amal)
Semoga pesan-pesan Baginda Nabi Muhammad ﷺ. Juga teladan para sahabat di atas betul-betul bisa kita realisasikan, di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Aamiin []
Tulisan yang mencerahkan pemikiran, Syukron