Literasi

Kiat Menjadi Penulis Produktif!

Oleh: Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ

Idemuslim.com, LITERASI —Salam semangat dari saya! Tahukah kita apa perbedaan penulis produktif dengan yang tidak? Bukan diukur dari seberapa lama mereka telah jadi menulis, tapi dari seberapa sering mereka menulis! Ada penulis yang setiap tahun ngeluarin buku, dan ada yang tiap bulan ngeluarin buku. Kira-kira yang mana yang produktif? Tentu kita jawab yang sebulan sekali. Atau mungkin setiap hari ngeluarin buku terbaru? Nah ini namanya ngimpi. Walaupun bisa jadi ada yang buat buku dan ngeluarin buku baru tiap minggu! Tapi saya jamin bukunya gak berkualitas. Lah kenapa? Bayangin aja jika setiap minggu buat buku baru, kira-kira waktu nyari referensi, belajar kosakata baru, mencari matlumat barunya kapan lagi? No short time, for the quality book

Cukup bagi saya tertipu 1 kali membeli buku, yang bagus judul di cover tapi isi dalamnya jauh dari kata bagus. Mohon maaf, ini bukan ghibah, sebab tidak ada sebut nama ataupun judul! Saya cuman mau kasih tau, jangan sampai konteks bagus, tapi konten jelek. Bahasa gampanganya, jangan sampai judul buku bombastis, isinya bom atom, meledakkan si penulis itu sendiri. Sekali buku kita dibuat asal-asalan, sampai kapanpun mindset pembaca takkan mau beli buku dari penulis yang sama. So, introduce itu sangat penting. Opening itu kuncinya.

Nah, ngomong-ngomong, saya ingin bercerita sedikit tentang pemuda dalam gua. Apa hubungannya dengan menulis? Ntar ya, saya jelaskan dulu!

Bagi penulis pemula, apa sih kendala yang paling sering muncul? Ya, yang paling sering muncul adalah tidak punya ide untuk ditulis. Atau, sudah ada ide tapi tidak tau cara menuliskannya di computer. Dan kabar baiknya la ba’sa, saya juga pernah mengalami seperti itu. Hanya saja, ada 2 tipikal penulis yang berbeda ketika menghadapi kondisi demikian. Pertama, memilih stop menulis, kedua terus menulis sampai muncul ide. Anda bisa tebak saya tipe yang mana? Right, saya tipikal yang kedua. Sebab, ide akan mengalir ketika jemari bermain! Ini yang saya jadikan prinsip.

“Jadi tuliskan apa saja, ya apa saja tentang ide yang tidak bisa anda utarakan itu. Dan setelah rentang waktu beberapa saat anda akan lihat, anda sudah menuliskan 1 paragraph. Jika belum bisa mengutarakan, lanjut terus buat paragraph berikutnya dan terus begitu sampai anda rasa ide anda sudah tersampaikan. Ya meskipun entah tersampaikan di paragraph keberapa, itu mah urusan belakangan!”

Dan anda lihat, anda telah menulis 1 halaman penuh. Amazing? Yes! Produktif? Yes! Efektif? Nah ini mungkin no! Karena anda harus mulai jadi editor sendiri untuk tulisan anda. Disitulah waktunya anda edit-edit, hingga terasa tulisannya lebih padat, bermakna dan mengena. Nah, anda dapat 2 pelajaran baru jika memakai cara ini, pertama : anda dapat ilmu jadi editor, kedua : dapet ilmu cara memunculkan ide saat menulis!

Itulah yang dilakukan pemuda di dalam gua. Bayangin, dia cuman memiliki 1 senter di helmnya untuk menerangi seluruh gua. Lalu apa yang harus dia lakukan? Ya, anda benar! Keep walking! Tetap jalan, bahkan harus terus berjalan, hingga akhirnya dengan ia berjalan, maka ruang-ruang yang gelap mampu ia terangi dengan senter hingga sampailah ia kedepan pintu keluar gua. Lalu, apa yang akan terjadi jika sipemuda hanya diam saja dalam gua, sebab takutnya gelap? Ya, ia akan terus diposisinya dan tidak akan dapat jalan keluar. Sekian

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button