Muslim Youth

Kisah Nabi Musa ‘Alaihi Salam Meminta Tambahan Ilmu!

Oleh: Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ

Idemuslim.com, MUSLIM YOUTH — Dalam kitab Fathl Al-Bari, disebutkan bahwa “Allah tidak pernah memerintahkan Rasul-Nya untuk meminta tambahan suatu perkara kecuali dalam perkara ilmu.” Demikianlah keutamaan ilmu disisi Allah, sebagai panduan manusia beramal shalih dan terhindar dari berbagai maksiat. Semakin seseorang alim, maka semakin sadar pula ia, pentingnya sebuah ilmu dan keutamaan mempelajarinya. Dan sebaik-baik ilmu, ialah apa yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya, yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Rintangan dan hambatan, tidak menghalangi antusias para Nabi dalam mempelajari ilmu. Salah satunya, adalah kisah Nabi Musa alaihi salam yang diabadikan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Kahfi : 60 – 82. Sebuah kisah dimana Allah menegur Nabi Musa alaihi salam, sebab merasa telah menjadi manusia yang paling berilmu, namun kata Allah, ada yang lebih berilmu dan shalih dari Musa, yaitu seorang hamba yang bisa ditemui di pertemuan dua laut.  Hamba yang dimaksud bernama Khidhr ‘alaihi salam!

Hal ini juga terdapat dalam Ash-Shahihain, dari Ubay bin Ka’ab dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketika Musa ‘alaihi salam sedang berada di kerumunan Bani Israil, tiba-tiba seseorang mendatanginya, lalu bertanya, “Adakah orang yang lebih berilmu darimu?” Tidak!, Jawab Musa. Lalu Allah menyampaikan wahyu kepadanya, “Tentu saja ada, yaitu hambaku bernama Khidhr. Kemudian Musa meminta agar bisa bertemu dengannya. ” (Al Bukhari No. 73 dan Muslim No. 2380)

Keinginan tersebut, tidak hanya sekedar ucapan! Namun bermuara dalam tindakan, bagaimana yang telah Allah terangkan dalam Al-Quran surah Al-Kahfi : 60 – 82 diatas. Keteguhan Nabi Musa, menyiratkan kepada, bagaimana semangatnya para Nabi dalam menekuni ilmu. Padahal mereka adalah utusan Allah, mereka para kekasih Allah. Namun justru, kedekatan mereka kepada Allah membuat mereka ingin terus lebih dekat kepada Allah Ta’ala.

Baca Juga :

Abul Abbas Al-Qurthubi, menuturkan dalam Al-Mufhim dalam Kisah Nabi Musa terdapat beberapa pelajaran, yaitu : Perjalanan seorang ulama dalam mencari tambahan ilmu, bolehnya meminta bantuan pelayan dan teman saat mencari ilmu, serta dianjurkannya memanfaatkan pertemuan dengan orang-orang baik dan para ulama meski jauh daerah mereka.

Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menuturkan “Kedudukan musa alaihi salam yang tinggi dan terhormat tidak menghalanginya untuk mencari ilmu dan mengarungi lautan demi ilmu. Al-Mawardi dalam Adab ad-Dunya Wa Ad-Din menyebutkan, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata “Jika seseorang merasa cukup dengan ilmu yang dimilikinya, niscaya Musa ‘alaihi salam juga akan merasa cukup dengan ilmunya. Padahal, dia berkata, “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajariku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Al-Kahfi : 66). Wa ma taufiqi Illa Billah []

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button