
Idemuslim.com, OPINI — Sebagian negara yang masuk dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersiap melegalkan hubungan sesama jenis. Singapura, misalnya, kini bersiap melegalkan hubungan sesama jenis. Jika terwujud, mereka bakal menyusul Thailand dan Vietnam yang sudah sudah resmi melegalkan pernikahan sesama jenis. (Republika.co.id, 22/08/22)
Pemerintah Indonesia diharapkan tidak terpengaruh dengan kebijakan sejumlah negara Asia Tenggara (ASEAN) yang melegalkan hubungan sesama jenis. Pemerintah juga disarankan menggandeng organisasi keagamaan guna memantau perkembangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Tanah Air. Imbauan tersebut disampaikan pemuka agama, organisasi massa Islam, hingga legislator (Republika.id, 23/08/22)
Kemaksiatan memang akan terus ada selama sistem kehidupan bernegara masih menggunakan sistem kapitalisme. Sistem ini mengagungkan kebebasan, bebas berekspresi, bebas berbuat sesuka hati, tanpa perduli perbuatan yang dilakukan melanggar norma maupun ajaran agama. Sebab selama perbuatan yang dilakukan memiliki manfaat untuk diri, bisa memuaskan hawa nafsu, maka tidak ada yang boleh dan berhak melarang.
Miris melihat kebebasan yang semakin parah dengan melegalkan kemaksiatan seperti pernikahan sesama jenis. Padahal kemaksiatan itu hanya membuat kesengsaraan, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Manusia di ciptakan oleh Allah, Sang Pencipta bukan untuk berbuat sesuka hati di bumi-Nya, melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, serta menjauhi apa yang dilarang-Nya. Pantaskah kita sebagai hamba-Nya yang lemah, terbatas, dan serba kurang ini terlena pada dunia hingga sanggup menabrak atau tak menghiraukan aturan-Nya?
Baca Juga :
- Bahan Bakar Minyak (BBM) Naik, Bantuan Langsung Tunai (BLT) jadi Solusi?
- Merdeka Bukan Sebatas Euforia
- Korupsi Dalam Instansi Pendidikan, Islam Solusi Hakiki
Terlalu sombong jika kita hidup tapi berbuat sesuka hati sesuai hawa nafsu, tanpa memikirkan apakah perbuatan itu baik atau buruk berdasarkan standar halal dan haram. Berbuat maksiat, seperti berhubungan dengan sesama jenis, bukan hanya akan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan fisik pelaku, melainkan juga sengaja berharap azab Allah datang menimpa.
Sebagaimana azab Allah bagi kaum luth yang membangkang aturan Allah dan suka dengan lawan jenis, sehingga mereka disebut kaum sodom. Maka Allah telah menimpakan azab kepada mereka, menghancurkan kaum itu dengan batu-batu besar dari langit dan menjungkirbalikkan kota tersebut.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَمَّاۤ اَنْ جَآءَتْ رُسُلُـنَا لُوْطًا سِيْٓءَ بِهِمْ وَضَا قَ بِهِمْ ذَرْعًا وَّقَا لُوْا لَا تَخَفْ وَلَا تَحْزَنْ ۗ اِنَّا مُنَجُّوْكَ وَاَ هْلَكَ اِلَّا امْرَاَ تَكَ كَا نَتْ مِنَ الْغٰبِرِيْنَ
“Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Luth, dia merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka, dan mereka (para utusan) berkata, “Janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal (dibinasakan).”(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 33)
اِنَّا مُنْزِلُوْنَ عَلٰۤى اَهْلِ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِّنَ السَّمَآءِ بِمَا كَا نُوْا يَفْسُقُوْنَ
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik.”(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 34)
Kisah nyata yang pernah terjadi di Indonesia tepatnya di Desa Legetang, Dieng. Pada malam hari tanggal 17 April tahun 1955, malam hari itu hujan deras sekali, suara petir dan gemuruh terus menggelegar hingga terdengar ke desa-desa tetangga, sehingga tidak ada orang yang berani keluar rumah. Akan tetapi penduduk dusun legetang tetap asyik berbuat maksiat. Keesokan harinya orang-orang yang ada disekeliling Desa Legetang keluar dari rumah, mereka melihat ada sebuah gunung namanya gunung Pengamun-amun, terlihat gunung itu tinggal separoh. Mereka lebih kaget lagi ketika melihat gunung yang separuh itu sudah berpindah diatas menimpa Desa Legetang.
Dilansir dari Lentera24, masyarakat di Dusun Legetang pada umumnya ahli maksiat. Perjudian di dusun ini merajarela. Tiap malam mereka mengadakan pentas Lengger, yang acapkali berujung pada perzinaan. Beragam kemaksiatan lain sudah dinilai terlalu parah di dusun ini. Sehingga pada akhirnya alam murka dan memberi hukuman atas perilaku mereka.(Merdeka.com, 16/12/20)
Peringatan dari Allah, tidak cukupkah bagi kita untuk sadar betapa mengerikannya azab dari-Nya untuk hambaNya yang doyan bermaksiat?
Jika negeri ini ingin menjadi negara yang Allah berkahi, dan terhindar dari segala adzab maka ikuti seluruh aturan dari Allah, sebab Allah adalah Sang Pencipta dan juga Sang Pengatur. Sudah sepantasnya bagi kita untuk taat pada aturan Allah secara menyeluruh. Jika Allah larang kita menyukai sesama jenis, ya jangan dilakukan. Sudah diberikan jalan yang baik dengan dihadirkan lawan jenis untuk dinikahi dan memperoleh keturunan, tapi masih juga memilih jalan yang buruk. Hidup di dunia ini hanya sementara, apalagi kita semua makhluk yang bernyawa akan mati, tentu saja setelah kita mati akan ada hari penghisaban yang akan menghitung amal-amal kita selama di dunia.
Semoga Allah lindungi kita dari perbuatan maksiat, dan dihindarkan dari segala marabahaya dan azab-Nya. Wallahu a’lam bis shawab.