Maksiat Difasilitasi, Wujudkan Generasi Nihil Visi
Oleh : Nurmala Sari - Aktivis Dakwah dan Mompreneur

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Suatu negeri yang menginginkan kemajuan tentu akan berhubungan dengan kualitas generasi. Apakah generasi memiliki visi yang kuat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, generasi yang memikirkan kondisi rakyat yang lain, atau malah memikirkan gaya hidup dan hiburan yang memuaskan hawa nafsu saja?
Pasti kita menginginkan generasi yang memiliki visi hidup yang benar serta perduli pada manusia lainnya, bukan asyik pada pemuasan nafsu saja. Maka peran negara terhadap generasi haruslah benar-benar dididik dan diarahkan sebagaimana semestinya, bukan malah difasilitasi untuk gaya hidup generasi yang hedonis yang hanya untuk meraup keuntungan ekonomi negeri.
Melihat fakta-fakta generasi hari ini, tentu saja sangat memilukan, dan mengiris hati. Pergaulan bebas, gaya hidup melangit meski ekonomi sulit hingga terjerat pinjaman online (pinjol), bahkan untuk hiburan semata seperti konser Blackpink,generasi sanggup mengeluarkan uang jutaan hanya untuk datang melihat idolanya.
Baca Juga : Pemuda Tanpa Sentuhan Peradaban Islam
Berdasarkan penelusuran Tim CNBC di akun Twitter @nctzenbase, beberapa netizen sempat bercerita tentang menceritakan jumlah pengeluaran untuk menonton konser k-pop. Ada yang tembus Rp 4 juta, Rp 5 juta, hingga Rp 9 juta pun ada (CNBC indonesia, 10/03/2023)
Tak tanggung, sangkin banyaknya generasi hari ini yang begitu antusias dengan kedatangan KPOP dari korea tersebut, hingga polda metro jaya mengerahkan 1022 personelnya untuk pengamanan konser BLACKPINK. (Tempo.co, 12032023)
Hal ini membuktikan bahwa negara ikut antusias memfasilitasi, memberikan pelayanan untuk generasi yang menonton konser KPOP dibandingkan generasi yang mengadakan kajian islam, acara kerohanian islam, bukannya difasilitasi tapi malahan di diskriminasi, di cap radikal, di cap teroris, dan berbagai penilaian buruk terhadap generasi yang menjalani hidup sesuai tuntunan agamanya.
Bukankah nonton konser itu adalah suatu maksiat? Mempertontonkan aurat, goyangan, campur baur laki-laki dan perempuan, dan yang tak punya uang akan memaksakan diri untuk bisa tetap menonton meskipun harus terjerat riba dengan cara pinjol.
Baca Juga : Masa Depan Generasi Millenial, Dalam Himpitan Game dan Film!!
- Bagaimana mungkin suatu negeri yang menginginkan keamanan, kenyamanan, kesejahteraan negeri tapi tetap memfasilitasi suatu maksiat?
- Bukankah Sang Pencipta akan memberikan kesejahteraan suatu negeri jika penduduknya beriman dan beramal sholeh?
Jelas saja Allah telah mengingatkan hambaNya termasuk penguasa negeri, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS. Al-A’raf : 96)
Maka sudah seharusnya negeri memfasilitasi generasi dengan kebaikan, dengan iman dan takwa agar generasi punya visi hidup yang jelas, dan limpahan berkah akan Allah turunkan pada negeri ini.
Namun, generasi yang bertaqwa sangat sulit diwujudkan jika sistem yang diterapkan di negeri ini masih berlandaskan sekuler kapitalisme, yang menjauhakan agama dari kehidupan, dan materi menjadi tujuan. Gaya hidup hedonis menjadi standar kehebatan generasi di sistem ini.
Berbeda halnya pada generasi dalam negeri yang menjadikan islam sebagai aturan bernegara. Pemimpinnya akan berusaha mendidik generasi untuk beriman dan bertaqwa, memiliki pola pikir yang cemerlang, pola pikir dan pola sikap yang baik sebagaimana yang Allah perintahkan, menjadikan Rasulullah sebagai idola terbaik sepanjang masa.
Baca Juga : Ini 5 Tips Belajar Islam Yang Cocok Untuk Kaum Millenial dan Gen Z!
Seperti halnya ilmuwan-ilmuwan muslim di zaman pemerintahan islam, mereka bukan hanya taat dalam beragama, namun juga cerdas dalam ilmu pengetahuan, menciptakan inovasi, penemuan terbaru, menghasilkan karya terbaik hanya untuk kemaslahatan ummat, bahkan penemuannya masih relevan sampai sekarang.
- Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, seorang ahli matematika yang merancang aljabar, algoritma, dan penemu angka nol.
- Abu al-Fath Abd al-Rahman Mansour al-Khazini, seorang astronom, teori-teorinya tentang kinetika masih digunakan disekolah-sekolah dan universitas sampai sekarang.
- Abu Ali bin Sina atau Ibnu Sina, dijuluki sebagai Bapak Kedokteran Modern, memiliki banyak karya sebagian besarnya tentang filosofi dan kedokteran.
Itulah beberapa contoh ilmuwan muslim dari sekian banyaknya ilmuwan-ilmuwan muslim yang hebat, baik laki-laki maupun perempuan juga ada.
Semoga negeri ini kembali membenahi generasi dengan hanya menerapkan aturan dari Ilahi. Semoga generasi islam kembali menjadi generasi yang beriman dan bertaqwa dengan menjadikan islam sebagai landasan hidupnya, dan membawa kemaslahatan untuk ummat. []