Millennial Talk

Masa Depan Generasi Millenial, Dalam Himpitan Game dan Film!!

oleh : Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Kalau kamu pernah menonton film In Fabricated City, maka kamu akan tergambar sepintas betapa generasi millenial hari ini begitu kecanduan dengan teknologi. Di dunia nyata begitu bersikap soliter, namun begitu kompak dengan teman-teman dunia maya, melalui game online atau menonton drakor tertentu. Hidupnya tidak bisa lepas dari gadget, cenderung masih tinggal bersama orang tua, lebih menyukai bekerja freelance atau remote demi leluasa dengan dunia mayanya.

Karakter mereka, signifikan terdampak dari game online yang mereka mainkan, bahkan film-film yang mereka tonton! Sebuah survei tentang karakter pengemudi mobil menyebutkan, bahwa 1.000 pengemudi remaja menunjukkan dampak film dan bermain game terhadap perilaku mereka. Setidaknya 40% diantara mereka mengatakan cara mengemudi di dunia nyata yang terkesan ugal-ugalan, adalah hasil pengaruh video game dan film, sebab menganggap itu hal yang keren! Katakanlah seperti game GTA atau film The Fast And The Furious!

Generasi Millenial, Kehilangan Arah?

Generasi millenial, khususnya usian 20-an keatas, adalah masa-masa otak manusia sedang berkembang. Otak bagian depan, yang menjadi pusat kontrol adalah bagian otak yang terakhir berkembang pada usia ini. Dimana bagian tersebut, berfungsi sebagai self control, pengambilan keputusan, analisa resiko, termasuk agreement dan disagree terhadap sebuah fakta. 

Baca Juga : Kesenangan Dunia, Menghancurkan Pemuda

Bayangkan generasi millenial di negeri – negeri muslim yang berjumlah penduduk 1,9 milyar, terdoktrin dan mengonsumsi pemikiran yang disuguhkan oleh konten-konten game dan film, yang kita ketahui begitu merusak dan jauh dari nilai-nilai Islam. Apakah mereka akan memahami Islam sebagai way of life atau justru semakin kehilangan arah hidup yang diinginkan oleh Rabb-nya?

Potret Generasi Millenial di Zaman Keemasan!

Sejarah generasi millenial dijaman dahulu, sangat layak untuk menjadi contoh. Apa yang kita contoh dari mereka? Apakah budayanya? apakah pakaiannya? Atau semata-mata warna kulit? Tentu akan ada yang berujar, yuk lah move on dari masa lalu, kan kita hidup di era sekarang! Maka sesungguhnya saya katakan, bahwa kita mengikuti mereka bukan sebab dunia, bukan pula karena kita tidak bisa lebih baik, atau bukan pula karena Islam terlalu baku dan kurang kreatif. Namun, sebab keimanan dan keteladanan yang bersumber dari dalil. Bersumber dari hadist Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, yang memberikan garanty siapapun yang mengikutnya akan memperoleh kemenangan (petunjuk yang lurus di dunia, dan syurga di akhirat).

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)

Penulis, sampai detik tulisan ini dibuat masih meyakini bahwa pemaknaan yang benar dan yang kami pilih, adalah pemaknaan para salaf dan para ulama tafsir. Sebagaimana mereka memaknai bahwa generasi di jaman Rasulullah dan para sahabat adalah yang terbaik, tersebab keimanan mereka dan ketaatan mereka pada Allah. Inilah tersebab sangat layak potretnya dijadikan teladan. Adapun kami menolak pendapat yang menggunakan metode hermeneutika, yang diusung oleh para pemikir Islam kontemporer atau para aktivisi Islam Liberal.

Mushab bin Umair diusia muda diutus sebagai duta Rasulullah ke Madinah. Usamah bin Zaid, memimpin pasukan bersama Abu Bakar dan Umar, padahal usianya masih 18 tahun. Sa’ad bin Abi Waqqash, pertama kali melontarkan anak panahnya diusia 17 tahun, dan termasuk dalam 6 orang ahlus syuro. Al Arqam bin Abil Arqam, menjadikan rumahnya sebagai kaderisasi dakwah padahal usianya masih 16 tahun. Mu’adz bin Amr bin Jamuh (13 tahun) dan Mu’awwidz bin ‘Afra (14 tahun). Membunuh Abu Jahal, jenderal kaum musyrikin, pada perang Badar. Hingga dijaman Khilafah Utsmaniyah, kita mengenal Muhammad Al Fatih yang berhasil menaklukkan benteng Konstantinopel ibu kota Byzantium pada usia 21 tahun.

Baca Juga : Ini 5 Tips Belajar Islam Yang Cocok Untuk Kaum Millenial dan Gen Z!

Mereka adalah kalangan pemuda, potret nyata generasi millenial atua bahkan Gen Z terdahulu yang penuh dengan kecermalangan dan ketaatan yang luar biasa. Hal yang paling jelas terlihat dari mereka, adalah pemahaman mereka tentang arah kehidupannya yang jelas sebagai muslim, sebagai hamba Allah Ta’ala. Kokoh tak tergoyahkan, mengakar hingga kedasar hati mereka. Sehingga mereka memanfaatkan usia, masa muda dan waktunya untuk kebaikan islam dan ummat manusia. 

Generasi Millenial Dalam Pandangan Islam

Generasi Millenial, selain usia yang prima, mereka juga memiliki produktivitas terbaik. Seharusnya, mereka telah matang dan tangguh menjadi para pejuang-pejuang agama Allah di garda terdepan. Sebagaimana dahulu kisah para Ashabul Kahfi yang menolak ajakan Raja Dikyanus untuk menyembah berhala. Kisah 7 pemuda yang bersembunyi di dalam gua selama 309 tahun ini disebutkan dalam Al-Qur’an dengan kata ‘fityah’ (para pemuda), sebagaimana firman Allah Ta’ala : 

 نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّهُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَٰهُمۡ هُدٗى

“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi [18]: 13) 

Keimanan para pemuda tersebut akan bermuara pada petunjuk Allah ke jalan yang benar. Disamping itu, keimanan yang tangguh tersebut, disertai pula dengan fisik yang kuat pada masa pemuda. Sebagaimana firman Allah Ta’ala : 

ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ

“Kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, (QS. Ar-Rum [30]: 54) 

Keteguhan Iman, kekuatan fisik dan petunjuk Allah, inilah beberapa hal yang mutlak harus menjasad dalam diri generasi millenial muslim hari iini. Sehingga dukungan, bantuan, peran terhadap dakwah Islam bisa maksimal mereka lakukan. Inilah gambaran ideal millenial muslim yang harus terpatri dan diajarkan oleh para orang tua, guru, ustadz, mualim, Kyai, Habib dan tokoh Islam lainnya. Ingatlah Islam bisa besar seperti sekarang ini juga tidak lepas dari jasa para pemuda, sebab salah satu faktor penting kesuksesan Nabi Muhammad berdakwah karena beliau mendapat dukungan sosok-sosok sahabat yang didominasi dari kaum muda. Nama-nama sahabat utama seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin ‘Awwam, Abi Ubaidah, Mush’ab bin Umair, Sa’ad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Khalid bin Walid, Salman Al Farisi ridwanullahu ‘ajmain, semuanya dari kalangan pemuda. Wama taufiqi illa billah []

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button