
Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Pendapat ini murni dari kajian saya tentang istilah yg tengah membumi di negeri kita ini, sebuah istilah yg bermuatan klaim atau sekedar pengakuan satu pihak. Yakni istilah Salafi!
Dulunya, pernah booming istilah yg mirip, yakni Aswaja, dengan landasan hadist 73 golongan, kulluhum finnar, illa wahida. Nah, 1 golongan itu lah yg kemudian menjadi perdebatan, bahkan saling klaim, bahwa mereka aswaja, sedang yg lain tidak.
Kini mencuat pula istilah baru, sebagai bentuk brand kelompok yg tidak mau dinamakan kelompok, tidak pula mau dikatakan sebagai organisasi. Mereka hanya menyebutkan salafi, sebagai sebuah pengkhususan bagi mereka yg mengikuti manhaj yg benar dari Nabi Muhammad dan salafus sholih!
Lalu bagaimanakah kajian akademis sederhana untuk membedah ini?
Secara bahasa, salafi adalah mereka yg mengikuti para salaf (terdahulu), sebagai lawan kata dari khalaf atau mujaddid. Namun yg benar menurut kami bukan sekedar ‘Salaf’, melainkan Salafus Shalih (Orang-orang sholih terdahulu) yang mengacu pada 3 generasi terbaik, yakni zaman Rasulullah dan Para Sahabat, Tabiin dan Tabi’ut Tabiin
Sebagaimana hadist Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)
Keutamaan 3 generasi terbaik ini disebutkan pula dalam beberapa ayat, misalnya;
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At- Taubah: 100)
Maka telah jelas, tentang 3 generasi ini yakni mereka para salafus sholih yg hidup di masa awal tegaknya Islam di Madinah hingga pada abad ke 3 Hijriyah. Siapa pun yang mengikuti jalan yg mereka tempuh, maka ini disebut sebagai Salafi.
Baca Juga : Pemuda Tanpa Sentuhan Peradaban Islam
Dari defenisi sederhana ini, maka sesungguhnya Salafi itu bukan nama kelompok, aliran, atau komunitas. Menurut saya, setiap muslim harus menjadi salafi (jika mengikuti kaidah diatas)!
Yang kurang tepat menurut saya, adalah ketika memposisikan salafi sebagai orang yg mengikuti pendapat Syaikh Muhammad Ibn Abdul Wahhab, Syaikh Albani, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syeikh Abdul Aziz bin Baz dan Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin serta lainnya. Padahal kalau kita mau lihat dari sejarah dan masa kelahiran justru tidak ada satu pun dari ulama yg kami sebutkan di atas ini yg hidup di jaman Salaf. Yang benar, adalah mereka mengambil pendapat para ulama salaf
Lalu bagaimana dengan kaum muslimin yg tidak berkiblat pada pendapat ulama-ulama di atas? Apakah mereka berarti bukan salafi? Lagi-lagi, kita tidak bisa menggeneralisir dan memaksakan pendapat ulama untuk kita emban kecuali pada perkara Al ma’lum minaddin ad darurah atau pada perkara Ushul Akidah yg tidak boleh ada perbedaan sedikitpun!
Ada pun pada perkara furu’ (cabang) maka perbedaan para tholib atau muqallid ‘amm adalah boleh, selama mengikuti ulama yg lurus dan terpercaya keilmuannya. Sehingga menurut hemat kami, kita semua adalah salafi, khususnya kaum muslim di Indonesia yg mengikuti 4 Imam madzhab!
Kecuali bagi yg telah terang-terangan melakukan kesesatan atau ulama yg berfatwa nyeleneh dalam kapasitas keilmuannya (sehingga dijauhi pendapatnya oleh ulama jumhur), tentu kita berlepas diri dari ulama-ulama demikian!
Istilah Salafus Sholih juga bukan istilah baru, hanya saja kembali dipopulerkan dengan niat (positif thingking kami) agar kaum muslimin kembali pada khittah nya sebagai umat terbaik (Lihat Ali Imran : 110)
Tatkala saya ditanya, apakah antum salafi? Maka harusnya kita dengan yakin menjawab, ia saya salafi. Gak mungkin saya Syiah atau Ahmadiyah!
Baca Juga : Masa Depan Generasi Millenial, Dalam Himpitan Game dan Film!!
Yang terpenting dari mengemban istilah ini, bukanlah klaim masuk syurganya, apalagi merasa paling benar! melainkan bagaimana kita mampu memantaskan diri baik dari segi Pemikiran, perasaan maupun peraturan agar sesuai dengan generasi Salaf terdahulu yg begitu taat pada syariat!
Yang mana seluruh kehidupan mereka dihiasi Islam. Ketaatan individunya, ketaatan masyarakat nya hingga ketaatan negaranya kepada Al Hakim, yakni Allah Ta’ala. Ini yg utama harus diwujudkan, salah satunya bukan dengan mengedepankan ego, melainkan ilmu dan silah ukhuwah yg baik dan persatuan bagi seluruh kaum muslimin.
Wa ma taufiqi Illa Billah []