DakwahMillennial Talk

Pemuda Tanpa Sentuhan Peradaban Islam

Oleh : Aisyah Ummu Azra

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Kehilangan pemuda berarti kehilangan masa depan. Sebab pemudalah yang menempati posisi pemimpin di masa yang akan datang. Ketangguhan, keberanian, kekuatan fisik, kekuatan pemikiran yang menghiasi karakter pemuda mampu melemahkan musuh di medan pertempuran.

Siapa tak mengenal para pemuda Muslim yang harum namanya hingga saat ini? Mush’ab bin Umair yang menjadi Duta dakwah pertama Islam di Madinah, tonggak terbentuknya masyarakat Islam di Madinah. Zaid bin Tsabit Radhiyaallahu ‘anhu yang dengan kecerdasan, keterampilan dan kecakapannya dipercaya sebagai ‘Tangan Kanan’ Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam Pada masa kepemimpinan Abu Bakar Radhiyaallahu ‘anhu. Zaid bin Tsabit Radhiyaallahu ‘anhu pun mendapat amanah dari sang khalifah untuk menghimpun Al-Qur’an.

Sayangnya, saat ini mata kita tak lagi mengindera sosok-sosok pemuda terbaik itu. Yang terpapar di hadapan kita adalah pemuda dengan kerusakan yang mencengkeram mereka. Lebih mirisnya mereka tak hanya menjadi korban tapi juga pelaku kerusakan itu sendiri.

Lihat saja siapa aktor dari tindakan kriminalitas yang terjadi di negeri ini? Aktor utamanya adalah pemuda, lebih mirisnya mereka adalah pemuda Muslim. Mereka terlibat dalam berbagai tindak kriminal, menjadi pelaku kebejatan moral, seks bebas, penyuka sesama jenis, tawuran, bullying, pecandu narkoba dan penderita gangguan mental ( Anxiety disorder, bipolar, skizofrenia, trauma, depresi, dll)

Baca Juga : Ini 5 Tips Belajar Islam Yang Cocok Untuk Kaum Millenial dan Gen Z!

Dari aspek kuantitas jumlah pengikut LGBT di Indonesia saat ini sudah berada pada taraf yang sangat mengkhawatirkan. Data tahun 2012 jumlah kaum gay di Indonesia lebih dari 1 (satu) juta orang (Republika, 23 Jan 2016 ), angka ini akan terus meningkat setiap tahunnya. Sementara untuk kasus pengguna narkoba dari tahun 2019-2022 meningkat 0,15 persen. Dan mirisnya pengguna terbanyak adalah para pemuda di usia produktif.

Akar Masalah Kerusakan Pemuda

Fenomena yang memprihatinkan tentang potret kerusakan pemuda saat ini tentu tidak boleh kita abaikan begitu saja. Indonesia dengan jumlah pemuda yang begitu besar. Harus kita arahkan pada kebenaran. Abainya kita pada kerusakan pemuda adalah malapetaka besar bagi negeri ini. Bak sebuah kapal negeri ini akan kehilangan nahkodanya. Sebab nahkodanya telah dirusak oleh peradaban barat. Bagaimana bisa kapal itu menentukan arah berlabuhnya bila nahkodanya tak lagi mampu mengendarai kapalnya. Bila tak segera diselamatkan maka bersiap-siaplah tenggelam bersama penumpang kapal lainnya. Begitupun dengan nasib pemuda, bila kita tidak segera mengarahkan mereka pada kebenaran, maka sudah pasti mereka akan terus menjadi terjebak dalam lumpur dosa yang akan menenggelamkan mereka dalam kemaksiatan. Na’udzubillah min dzalik

Tergerusnya potensi pemuda saat ini tentu tak lepas dari penerapan aturan di negeri tempat mereka hidup. Seratus tahun lamanya kaum muslimin kehilangan institusi yang selama berabad lamanya menjadi perisai umat. Selama ratusan tahun memberikan pelayanan terbaik kepada umat. Seratus tahun pulalah kaum muslimin hidup tanpa sentuhan peradaban islam. Ada duka yang masih terasa oleh sebagian kaum muslimin. Namun tak sedikit yang acuh atas ketidakhadirannya menaungi umat. Banyak di antara kaum muslimin yang lupa atau bahkan berlagak amnesia bahwa peradaban islam nan mulia pernah menaungi dunia.

Baca Juga : Kenakalan Remaja Berujung Pada Maut

Ditambah lagi adanya pengkaburan sejarah Islam oleh para pengusung ideologi sekuler kapitalis dengan tujuan agar umat kehilangan gambaran yang benar tentang peradaban islam.

Mereka sadar bahwa bila pemahaman Islam yang utuh telah terinstal dalam benak pemuda muslim. Mereka akan jadi singanya Allah, pejuang dan penjaga  peradaban Islam. Tentu saja barat tidak menginginkan hal ini terjadi. Karena pasti akan membahayakan eksistensi mereka di negeri kaum muslimin. Pemuda yang telah memahami islam dengan benar pasti akan membenci ideologi selain dari ideologi islam,  mencampakkan nilai dan sistem liberal yang merupakan buah dari sistem sekuler. Selanjutnya mereka akan berperan aktif untuk kebangkitan umat. Maka untuk membendung kebangkitan umat, khususnya pemuda Muslim. Musuh-musuh islam membuat grand design pemberdayaan pemuda. Di PBB ada divisi khusus pemuda UN Youth. Lembaga ini punya strategi melibatkan pemuda dalam keputusan politik masing-masing negaranya. Ada 3 pilar yang menjadi pembahasan mereka :

  1. Perdamaian & keamanan
  2. HAM
  3. Pembangunan Berkelanjutan

Ke 3 pilar inilah yang menjadi senjata untuk mengaburkan pemahaman Islam kaffah dalam benak umat. Karena sasaran empuk mereka dalam 3 pilar ini jelas adalah para pejuang tegaknya peradaban Islam. Narasi Perdamaian dan keamanan tidak bisa kita pisahkan dari isu pencegahan penyebaran ekstremisme & radikalisasi. Yang dilabeli ekstrimis & radikalis sudah jelas adalah muslim yang menginginkan penerapan islam kaffah dalam institusi negara.

Maksud HAM disini yaitu menjaga kebebasan individu dalam beragama & berkeyakinan serta berperilaku, dilarang mengganggu orang lain meski bertentangan dengan agama. Sudah dipastikan HAM akan membidik para aktivis dakwah Islam yang tugas utamanya amar ma’ruf nahi mungkar. Gambaran Pembangunan berkelanjutan sebagai peletakan kepentingan kapitalis dalam isu ekonomi, pendidikan, lingkungan, perdamaian, dsb. Tujuannya agar para pemuda tidak terlibat dalam kegiatan ekstrimis.

Mengembalikan Pemuda Muslim Sebagai Ummat Terbaik

Didalam Islam pemuda adalah aset berharga yang harus dijaga. Baik pemikiran maupun perilakunya. Karena ditangan merekalah Islam akan bangkit. Merekalah pionir perubahan yang akan mengembalikan gelar ‘UMAT TERBAIK’ pada kaum muslimin. Sebagaimana firman Allah :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kalian (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh pada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imran ayat 110)

Tentunya gelar umat terbaik itu hanya bisa diraih kembali ketika ideologi islam tak hanya menjadi teori tanpa memberi arti dalam kehidupan. Umat ini akan menjadi umat  terbaik tatkala mereka mengatur kehidupannya dengan aturan yang paripurna yang berasal dari Sang Pencipta. Mulai dari sistem ekonomi yang merujuk pada konsep ekonomi Islam, sistem pendidikan yang berlandaskan akidah islam, sistem sosial yang merujuk aturan pergaulan didalam islam, media massa yang menjalankan fungsi sebagai penyampai informasi dan terikat dengan kewajiban menyebarkan kebaikan di tengah masyarakat, kontrol sosial yang berfungsi sebagai alarm ketika ada yang melakukan pelanggaran syariat, serta sistem sanksi yang menerapkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah Sang Hakim.

Tentunya sistem kehidupan yang menjadikan ideologi islam sebagai nafas kehidupannya tidak akan pernah terealisasi tanpa adanya institusi yang menaungi. Pemuda akan terus berada dalam kerusakan dan kelangkaan akan sosok pemimpin sebagai perisai ummat akan terus terjadi.

Lantas apa yang harus kita lakukan untuk mengembalikan gelar ‘Umat Terbaik’ kepangkuan kaum muslimin?

Disinilah perjuangan dan pengorbanan dibutuhkan, air mata ditumpahkan disepertiga malam, lelah dan berpayah  dalam mengayunkan langkah demi dakwah. Itu semua dilakukan demi membangun kesadaran umat tentang kerusakan yang terjadi ditengah-tengah kaum muslimin. Agar umat memahami sistem apa yang sedang dipaksakan atas mereka di negeri ini hingga melahirkan kerusakan sedemikian rupa? Selain membangun kesadaran umat, kita juga harus melakukan capacity building (membangun kapasitas). Guna meningkatkan kemampuan kita dalam berbagai hal yang bisa mendukung laju dakwah kita. Selanjutnya merekrut para pemuda muslim menjadi agen perubahan dengan bergabung dalam jamaah dakwah yang sedang memperjuangkan perubahan hakiki, yakni perubahan kepada Islam kaffah. Hingga terwujud kembali peradaban gemilang, negeri yang dilimpahi berkah dan rahmat  dari Pemilik Semesta. Tentunya negeri itu adalah negeri yang berpondasikan akidah islam, berhukumkan syariat islam kaffah. Wallahu’alam bisshowab []

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button