PendidikanPendidikan Islam
Trending

Penting! Inilah Potret Pendidikan Islam di Dalam Keluarga!

oleh : Abdullah Efendy, S.Pd.,CLMQ

Idemuslim.com, PENDIDIKAN ISLAM — Pendidikan Islam sebagai sebuah usaha sadar dalam membentuk generasi muslim, dipandang sangat penting untuk senantiasa diperhatikan. Apalagi jika berkaca dengan kondisi pemuda muslim Indonesia saat ini, yang begitu haus terdoktrin dan menjadi pencaplok peradaban barat. Sebagai sebuah sistem, Pendidikan Islam haruslah dipandang menyeluruh dan terintegrasi baik antara keluarga sebagai komunitas pendidikan pertama, kemudian negara dengan mendirikan sekolah-sekolah dan juga masyarakat.

Keluarga sebagai pendidik pertama dan utama, juga harus memahami tugas penting ini dan mengerti akan peran vitalnya dalam membentuk generasi emas muslim. Mulai dari balita, kanak-kanak, remaja hingga tumbuh menjadi pemuda. Berbagai pakar pendidikan menyebutkan, usia 1-15 tahun adalah usia dimana orang tua harus mewujudkan pendidikan terbaik dalam keluarga. Pendidikan yang ditanamkan kepada anak pada usia tersebut, yang nantinya akan menjadi kepribadiannya dan menjadi kebiasaannya.

Terkait Pendidikan Islam di dalam keluarga ini, hendaklah kita memperhatikan sebuah firman Allah Ta’ala tentang komponen-komponen yang harusnya ada untuk menghasilkan ouput yang cemerlang. Allah Ta’ala berfirman :

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar“. (TQS. Luqman : 13)

PRAKTEK PENDIDIKAN DI DALAM KELUARGA

Melalui ayat diatas, jika kita perhatikan ternyata merupakan contoh praktek pendidikan didalam keluarga. Didalamnya terdapat beberapa komponen yang seharusnya ada didalam pendidikan keluarga, yakni sebagai berikut :

  1. Pendidik -> yakni Luqman
  2. Peserta Didik -> Anaknya
  3. Metode Pembelajaran -> Ceramah dengan bahasa yang lembut (ya Bunayya)
  4. Topik Pembelajaran -> Tauhid kepada Allah
  5. Tujuan Pembelajaran -> Agar Anaknya men-Tauhidkan Allah dan menghindari menyekutukan-Nya

MasyaAllah, ternyata didalam praktek pendidikan keluarga, berdasarkan komponen diatas bisa kita uraikan dalam 5 komponen pendidikan didalam keluarga. Dimulai dari Pendidik, yakni Ayah dan Ibu. Keduanya adalah pendidik utama dan pertama, yang harus mengajarkan nilai-nilai kesholehan dan ketakwaan kepada anak. Maka kunci yang utama dalam pendidikan keluarga, adalah kesholehan dari orang tua pula! Sebagaimana kesholehan Luqman. Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah kisah yang lain, tentang perjalanan Nabi Khidr dan Musa alaihimas salam, saat menemui 2 anak sholeh yang Allah jaga diri dan hartanya sebab keshalihan orang tuanya!

Baca Juga : 

Suatu saat Nabi Musa dan Khidr –‘alaihimas salam– melewati suatu perkampungan. Lalu mereka meminta kepada penduduk di kampung tersebut makanan dan meminta untuk dijamu layaknya tamu. Namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka. Lalu mereka berdua menjumpai dinding yang miring (roboh) di kampung tersebut. Nabi Khidr ingin memperbaikinya. Kemudian Nabi Musa berkata pada Nabi Khidr,

لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا

Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.(QS. Al Kahfi: 77)

Namun apa kata Nabi Khidr? Beliau berkata,

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا

Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh.(QS. Al Kahfi : 82)

Dengan kesholehan orang tualah, doa-doa yang ia panjatkan kepada Allah, untuk sang anak juga mudah dikabulkan. Lain halnya dengan orang tua yang gemar bermaksiat, maka tentu doanya lebih sulit terkabul. Hal ini dengan tegas disampaikan oleh Allah Ta’ala :

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Ma’idah : 27)

ORANG TUA HARUS MENGUPAYAKAN PENDIDIKAN ISLAM TERBAIK

Pendidikan di dalam keluarga sebagai kewajiban orang tua, menuntut mereka untuk senantiasa belajar Islam. Pembelajaran tersebut, tentu agar ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat untuk diajarkan kepada anak-anaknya. Pembelajaran tidak mesti harus dengan membuka kitab sebagaimana sekolah, namun bisa disela-sela kegiatan dirumah dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan, ucapan-ucapan yang baik, memberikan pemahaman mana yang benar dan mana yang salah serta pembelajaran Islam lainnya.

Misalnya tentang adab makan. Orang tua dapat memberikan pembelajaran Islam kepada anaknya sebagaimana dahulu Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendidik ‘Umar bin Abi Salamah adab makan yang benar. Beliau berkata pada ‘Umar,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah) ketika makan. Makanlah dengan tangan kananmu. Makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)

Orang tua yang memiliki kesibukan, maka tentu boleh pula memberikan pendidikan melalui sekolah-sekolah yang sudah terbukti memiliki kurikulum Islam yang baik. Yang memiliki guru, asatidzah dan segenap komponen staff yang terjaga dan terpercaya dalam keislamannya. Dengan harapan bahwa anak yang diamanahkan tersebut bisa tumbuh menjadi manusia yang sholih dan bertakwa. Namun, bukan berarti kewajiban mendidik telah hilang, justru ketika waktu berkumpul dengan keluarga, orang tua harus tetap mengajarkan pendidikan Islam kepada anak-anaknya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ

Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.” (HR. Abu Daud no. 3528, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 4: 4, 6043, Tirmidzi no. 1358, dan Ibnu Majah no. 2290. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

dan firman Allah Ta’ala :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka .. (TQS at-Tahrîm : 6)

Setiap aktivitas orang tua tentu tidak lepas dari tujuan untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak. Maka iringilah upaya tersebut, semata-mata niat ikhlas karena Allah, dengan berupaya terus memperbaiki diri, dan senantiasa mempelajari ilmu Islam hingga akhir hayat. InsyaAllah dengan demikian, upaya orang tua menjadikan ananda sholeh dan sholeha, tegar dan tangguh dalam menghadapi akhir zaman dengan identitas keislaman yang kokoh. Serta insyaAllah menjadi aset terbaik di akhirat kelak!! Wallahu ‘alam []

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button