PR Besar Generasi Muda Indonesia! Sanggupkah?

Penulis : Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ
Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Generasi Muda, selalu diibaratkan sebagai masa paling produktif. Masa yang kental dengan slogan to prove your life itu, menyibak rentetan kewajiban yang seakan tak pernah usang. Harus berprestasi, harus meraih sesuatu, harus menemukan passion, harus menemukan keseimbangan hidup, harus menemukan the true love dan lainnya. Asumsi itu, terus berkembang hingga sekarang, hingga menjadi satu titik penting kehidupan manusia
Kehilangan masa muda, seakan kehilangan separuh hidup! Sebab itu, orang tua pun kadang tabu, jika dipanggil sesuai usianya. “Jangan panggil saya mister, panggil nama saja,” ujar mereka. Pemuda Indonesia hari ini, terkadang terlalu bertumpu pada prestasi yang subjektif. Baik itu dinarasikan oleh dunia kepada mereka, atau trend tertentu. Tidak ada legal standing, untuk membuat cerita tersendiri tentang sukses. Mereka hanya memasukkan diri mereka, pada kategori yang telah dibuat oleh dunia. Semisal, pemuda sukses itu harus tajir, harus punya usaha sendiri, mobil dan rumah pribadi, atau aset financial yg safety.
Beralih dari sesuatu yang sifatnya teoritis, kita coba masuk pada sesuatu yang sifatnya realistis. Bahwa ternyata, masa muda bukan sekedar best time to learning, atau get result & achievement. Terlalu kerdil jika yang dibahas hanya konteks itu, sebab harusnya wajib belajar itu seumur hidup, dan prestasi terbaik itu bisa diraih kapanpun. Bagi saya, masa muda itu adalah bertumpunya 2 kekuatan sejati, yakni pemikiran dan fisik! Maka, PR terbesar kita saat ini, adalah bagaimana menggunakan 2 kekuatan sejati itu pada keberhasilan yang hakiki.
Generasi Muda di Indonesia, menurut hasil Susenas tahun 2020 berkisar 64,50 juta jiwa, atau hampir seperempat dari total penduduk Indonesia (23,86%). Sebuah hasil yang cukup fantastis, jika diberdayakan sebagai duta-duta hebat yang membanggakan negeri. Dan sebuah jumlah yang cukup miris, jika hanya duduk menatap layar PC untuk bermain game online dan mendapat adsense tiap bulan.
Baca Juga :
- Siapakah Pemuda Idaman Syurga Sesungguhnya?
- Pahami Cara Ini, Agar Terhindar dari Segala Jenis Maksiat
- Potensi Demografi Pemuda Mau Dibawa Kemana?
- Letak Kebahagiaan Seorang Muslim!
Lagi-lagi sebenarnya ini adalah tentang View of Life kita tentang masa depan. Pasca Pandemi nanti, banyak hal yang harus direcovery dan ditingkatkan. Ada 23 tahun lagi waktu tersisa, menuju 100 tahun Indonesia. Pertanyaannya siapakah yang nanti melanjutkan estafet negeri ini jika bukan pemudanya? Mengacu pada IMD World Competitiveness Rangking 2021, Indonesia masih menempati rangking 37 dari 64 negara di dunia. Mengacu pada Programme for International Student Assessment (PISA) juga sama! Kita masih berada pada tingkat rendah! Inilah kondisi para pemuda kita, dari kacamata global!
Meski telah merubah kurikulum, membangun berbagai infrastruktur, bahkan memindahkan ibukota tengah dilakukan, namun perubahan signifikan masih belum dirasakan. Berbagai kriminalitas masih tinggi, penipuan berkodok trading online juga tengah disorot, Jumlah masyarakat miskin masih mengungguli. Hingga berbagai kasus hukum yang dirasa subjektif oleh masyarakat, masih kental dirasakan.
Secara sederhana, kesejahteraan itu sebenarnya begitu dekat. Ketika masyarakat tercukupi sandang, pangan, papan, kesehatan, keamanan, pendidikan dan lainnya. Kebutuhan – kebutuhan primer bagi masyarakat inilah yang digodok sebagai visi utama, yang bermuara pada program kerja oleh mereka yang duduk di kursi kekuasaan. Namun, entah apa yang menghambatnya, hingga masih terasa terjal untuk diwujudkan. Harapan demi harapan, masih tetap disandarkan, khususnya kepada para pemuda Indonesia. Begitulah karakter bangsa ini, tetap sabar, legowo, menanti datangnya pertolongan. Disela-sela harapan itu, mereka tetap berusaha mengais rejeki. Menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi, sambil berpesan tentang nilai-nilai keluhuran, agar kelak bisa merubah sedih menjadi senyuman []