
Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Imam Syafi’i pernah berkata, “Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada maka pribadinya tidak bernilai.” Pemuda adalah tonggak peradaban, ditangan pemudalah kemajuan suatu bangsa, pemuda adalah agent of change. Bung Karno pernah berkata, “Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 1 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”
Ini menunjukkan bahwa pemuda memiliki peran besar dalam kemajuan suatu bangsa, bagaimana kita melihat sosok pemuda Mush’ab bin Umair di usia 20 tahun-an diutus oleh Rasulullah menjadi Duta Pertama Islam, Mush’ab memikul amanat itu dengan bekal karunia Allah kepadanya, berupa pikiran yang cerdas dan budi yang luhur. Dengan sifat zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam.
Bagaimana kita lihat sosok Muhammad Al Fatih Pemuda yang berusia 21 Tahun Penakluk Benteng Konstantinopel. Sesuai dengan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ
“Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Imam Ahmad 4/235, Bukhori 139).
Ternyata kalangan pemuda yang luar biasa saat itu tidak lahir dari sosok lelaki saja, melainkan juga banyak dari kalangan intelektual muslimah, contohnya saja Mariam Al-Ijliya yang juga dikenal sebagai Mariam Al-Astrolabi adalah perempuan Muslim yang hidup pada abad ke-10 di Aleppo, Suriah, yang menjadi salah satu ilmuwan di bidang astronomi. Sosok Mariam Al-Ijliya dikenal karena mengembangkan Astrolab, instrumen astronomi klasik yang digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari serta bintang. Ada juga sosok Fatima Al-Fihri Muslimah pertama yang memperkenalkan topi Toga yang terinsprirasi dari bangunan kakkbah dan merupakan sosok perempuan pertama yang mendirikan universitas pertama Universitas Al-Qarawiyyin. Dan masih banyak lagi, termasuk juga Bunda Aisyah istri Rasulullah yang dikenal sebagai perempuan yang ahli hukum dan salah satu perawi yang banyak meriwayatkan hadits-hadits Rasulullah.
Gambaran diatas adalah sosok pemuda dimasa lampau, jauh sebelum runtuhnya Daulah Khilafah di tangan Mustafa Kemal Ataturk. Saat ini, kondisi pemuda sangat memprihatinkan, mereka diserang dari berbagai arah, sehingga mereka lupa akan tugas mereka sebagai tonggak perubahan, tak sedikit dari mereka terjebak didalam dunia hitam, kasus narkoba, seks bebas, hamil diluar nikah. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan ada peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkoba pada rentang usia 15 sampai 64 tahun, dari 1,80 persen di tahun 2019 menjadi 1,95 persen pada 2021. Dan Data terakhir pada akhir 2021 tercatat sekitar 276 kasus hamil diluar nikah.
Tak sampai disitu pemuda juga diserang dengan gaya hidup hedonis, pemuda dibentuk menjadi manusia yang konsumtif bukan produktif, pemuda di kungkung dengan kurikulum sekuler, sehingga membentuk pemuda yang haus akan kesenangan dunia, sehingga pemuda lupa akan hakikat dirinya diciptakan untuk apa? Sehingga tak sedikit pemuda menjadi apatis bukan kritis. Pemuda juga diserang dengan ide muslim moderat, islam nusantara sehingga pola pikir yang terbentuk pada mereka paham pluralism bahwa semua agama itu sama, padahal jelas Allah telah menyatakan, “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Alquran) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.” (QS At Taubah ayat 33)
Mirisnya kehidupan pemuda hari ini, adalah tanggung jawab kita untuk menyadarkannya, sebagai pemuda muslim yang tersadarkan, sudah seharusnya kita bergerak untuk memperbaiki keadaan hari ini, mengajak pemuda muslim dan muslimah untuk bangkit, bangun, sadar akan buruknya keadaan hari ini, sudah seharusnya pemuda hari ini tidak disibukkan dengan hal-hal yang sia-sia, sudah seharusnya pemuda hari ini kritis dan mampu memberikan solusi yang solutif untuk mewujudkan sebuah perubahan yang hakiki. Oleh karena itu The Great Muslimah Community (TGMC) hadir sebagai komunitas dakwah islam yang memiliki tujuan mulia dan mimpi yang besar ingin mengembalikan hakikat pemuda yang sebenarnya, pemuda luar biasa tak hanya dibidang akademik tapi juga dibidang keagamaan, tak hanya mementingkan dunia tapi juga akhirat, bukan pula pemuda yang apatis tapi pemuda yang kritis. Maka TGMC akan mengadakan sebuah Event Besar untuk para pemuda dengan mengangkat tema “Proud to be Intellectual Muslimah” yang berarti bangga menjadi Muslimah Intelektual, yaitu tetap menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai satu-satunya acuan dalam melakukan segala aktivitas, menjadi pemuda yang kritis sehingga mampu mengembalikan peradaban yang pernah ada, sehingga pemuda dapat menjemput Bisyaroh-nya Rasulullah,
ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
“…Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).”
TGMC mengajak seluruh pemuda untuk bergabung dalam event besar yang akan diadakan pada Sabtu, 24 September 2022 di Amaliun Convetion Hall, Medan. Jadilah pemuda agent of change, penggerak perubahan bangsa. Kalau bukan kamu, siapa lagi?, kalau bukan sekarang, kapan lagi? Wallahu’alam bisshawab []