Millennial TalkMuslimah Talk

Raih Ampunan Allah

Oleh : Falda Syaheeda

Idemuslim.com, MUSLIMAH TALK —  Ramadhan akan berakhir tahun ini. Sudahkah selama ini kita menyertai puasa dengan iman dan pengharapan ridho Allah?

Sebab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Berpuasa yang didasari atas iman, maksudnya keyakinan bahwa puasa itu perintah Allah, Sang Pencipta yang wajib untuk ditaati; dan dilakukan ikhlas karena Allah, mengharap pahala-Nya, dan ridho-Nya semata, bukan atas dasar ria (رِيَاءٌ), mencari pujian manusia, atau sekadar mengikuti trend. Dosa yang telah lalu akan diampuni ketika ia menyempurnakan puasa dengan qiyam Ramadan (salat Tarawih). Tarawih bisa menggugurkan dosa dengan syarat dilakukan karena iman.

Baca Juga : Layakkan Diri, Menjadi Bidadari di Tapal Batas!

Imam Nawawi Rahimahullah mengatakan Dosa yang diampuni khusus dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar hanya dapat dihapus dengan tobat nasuha. Harus diingat, pengampunan dosa saat Ramadan terkait dengan hak-hak Allah. Sedangkan, dosa yang berkaitan dengan hak manusia harus disertai dengan permintaan maaf dan pengembalian hak kepada orang yang diambil haknya.

Ampunan Allah memang sangat luas bagi hambanya, maka seharusnya kita semangat bersegera, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan meraih ampunan Allah di Syahrul Maghfiroh ini.

Semangat menjalani puasa dengan ikhlas lillahi ta’ala, begitu juga dengan sholat tarawih, tilawah, sedekah, tahajud, rawatib dan dhuhanya harus on the track of your goal, sesuaikan dengan list target ramadhan. Jangan sampai lost target atau males-malesan. sebab, biasanya syndrome malas ibadah muncul ketika memasuki pertengahan ramadhan bahkan di akhir ramadhan, padahal amal itu dilihat dari penutupnya. Di akhir ramadhan syaf sholat tarawih di masjid semakin berkurang, sedang di pasar atau mall-mall bejubel orang belanja keperluan lebaran.

Walaupun sholat tarawih hukumnya sunnah, tapi sunnah mu’akad yang sangat dianjurkan. Siapa yg tarawih bersama imam sampai selesai, seperti shalat semalam (suntuk). Minggu pertama ibadahnya semangat, tapi selanjutnya malas-malasan. Padahal, keberkahan Ramadhan bukan hanya ada di minggu-minggu pertama saja, tapi sampai akhir.

Baca Juga : Kebaikan dari Taubatnya Seorang Manusia!!

Sebab Ramadhan selain dikenal sebagai syahrus shiyam, syahrul Quran, Syahrut tarbiyah, syahrut taubah, juga sebagai syahrus shabr yaitu bulan belajar sabar. Sabar melawan rasa malas mencapai target ibadah, sabar akan cuaca yang diawal April berada di puncak panas karena memasuki musim kemarau lebih awal bahkan panasnya mencapai 30 derajat Celcius.¹ Sesuai dengan arti dari kata Ramadhan yaitu extremely hot.

Sedangkan di daerah lain, seperti di Tanjung Balai Karimun beberapa kali diuji dengan banjir.² Begitu juga umat Islam di Suriah, ramadhan ini mereka diuji dengan naiknya harga kebutuhan pokok pasca gempa Februari lalu yang banyak menelan korban.

Ramadhan seyogyanya bukan menjadi halangan untuk tetap melakukan amal shaleh, bahkan rasa lapar dan haus bukan halangan untuk berjihad, berjuang meninggikan kalimat Allah, Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan kamu muslimin terdahulu.

Banyak kaum muslimin yang mengetahui perang Badar, futuhat Mekkah dan perang Salib. Tapi tidak banyak orang yang tahu kalau perang-perang tersebut terjadi pada bulan Ramadhan.

Perang Badar, perang pertama yang terjadi pada 17 Ramadhan yang dilakukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallamdan sahabatnya melawan kafir Quraiys yang sangat benci dan dendam terhadap umat Islam dengan jumlah pasukan quraisy 3x lipat dari prajurit muslim.

Tapi dengan pertolongan Allah, 313 tentara kaum muslimin yang sedang berpuasa, berhasil melibas 1000 pasukan kaum kafir Quraisy. bahkan, Abu Jahal dan Abu Lahab tewas dalam perang ini.

Pada saat Futuhat Makkah atau Penaklukan Mekah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersama 10.000 pasukan kaum muslimin yang sedang berpuasa, menaklukkan Makkah secara damai, tidak disertai pembantaian atau bentuk balas dendam lainnya.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Khalid bin Walid menghancurkan berhala ‘Uzza, Amru bin ‘Ash merobohkan berhala Suwa’, dan Sa’ad bin Arsyhali menghancurkan berhala Manath, dan digantikan dengan kalimat tauhid yang berkumandang di Makkah.

Begitu juga peristiwa penaklukan Pasukan Salib. Setelah bertahun-tahun melawan tentara salib, akhirnya Kaum muslimin yang sedang berpuasa dipimpin Salahuddin al-Ayyubi mampu mengusir kaum Nashrani keluar dari Suriah dan berhasil menguasai seluruh tanah yang diduduki mereka pada bulan Ramadhan 682 H.

Bagaimana dengan kaum muslimin saat ini?

Kondisi kita sekarang memang tidak sama, bahkan jauh berbeda, akan tetapi bukan berarti kita tidak bisa berjuang untuk umat dan diinul Islam.

Di tengah kondisi umat yang serba sulit akibat diterapkannya sistem kehidupan jauh dari Islam, menyebabkan kemiskinan meningkat, harga sembako meroket, pajak mencekik, utang riba negara menggunung, korupsi menggurita, maksiat merajalela.

umat Islam tidak mampu untuk menjalankan Syariat Islam secara kaffah karena ketiadaan sistem yang menerapkannya dalam kehidupan, padahal kewajibannya telah jelas dalam Al-Qur’an.

Umat Islam justru dikuasai oleh sistem asing yang memaksa untuk mencampakkan agama dalam kehidupan, dan mengambil ritualnya saja.

Tidak diterapkannya semua Syariat Islam merupakan dosa kolektif bagi kaum muslim. Dosa kifayah ini akan gugur jika sistem yang menerapkannya telah tegak. Selama hukum Islam belum bisa diterapkan, selama itu pula kita berdosa.

Baca Juga : Muslimah Jangan Latah Ikut Feminis!

Semoga di penghujung Ramadhan tahun ini, Allah mengampuni semua dosa-dosa kita, baik dosa-dosa ‘ain maupun dosa-dosa kifayah, sehingga mampu kembali fitri, kembali suci seusai Ramadan nanti. Jangan sampai kita seperti sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seorang hamba yang mendapati Ramadhan, kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad)

Wallahu ‘alam bissawab[]

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button