Millennial Talk

Ramadhan Saudaraku di Palestina

oleh : Zainudin Zanki

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Keadaan Ramadhan saat ini di negeriku alhamdulillah masih disambut dengan suka dan senang walau masih di masa pandemi ini. Namun aku masih bisa tidur enak, makan-makanan yang enak…

Tapi aku rindu dengan saudaraku yang disana.
Saudaraku di Palestina.
Bagimana kabar saudaraku di palestina?
Bagaimana kabar mereka ramadhan di Palestina kali ini?
Namun, di Ramadhan kali ini, mereka sedang tidak baik-baik saja, lagi-lagi palestina di sambut dengan duka dan darah.

Mereka di dizolimi oleh bangsa pengkhianat, serakah, pengecut, licik dan megalomania orang-orang zionis, orang-orang yahudi ini mengakar ribuan tahun, dikenal buruk sejak masa para Nabi.

Ketika saudaraku di Palestina tak tenang dengan dunianya, mereka tak pantang menyerah dari menjaga Kiblat pertama, mereka tak menyerah mengalahkan kaum terlaknat yang pernah ada.

Namun dibalik itu semua berita yang sampai kepadaku tentang ramadhan kali ini, lagi-lagi tentang air mata palestina yang tumpah, terluka dan berdarah. Tentang Masjidil Aqsa yang di serang lagi, tentang serangan di saat warga palestina sedang beribadah, sholat tarawih, itikaf dan lainnya. Mereka di gempur oleh serangan Zionis israel..

sebelum ramadhan pun kedzoliman juga terjadi, berita yang sampai kepadaku :
Tentang kehidupan yang sunggu pelik, tentang listrik yang menyala cuma empat jam sehari, tentang ibu mereka yang diperkosa atau diseret ke penjara, tentang anak-anak yang tak lagi berbapak.

Tentang para balita yang menggenggam batu
dengan dua tangan mungil mereka menghadang tentara zionis Israel lalu tangan kaki mereka disayat dan dibuntungi tulang muda mereka yang patah…

Dan tentang masjidil Aqsha di halamannya menggenang darah
dan tubuh tubuh yang terbongkar, peluru yang berhamburan di udara menyanyikan lagu kematian menyayat nadi…

Tak sedikit pula orang-orang di negeri kita malah nyinyir
“Palestina? Untuk apa memikirkan orang-orang Palestina?
Apa gunanya? Persoalan di negeri carut maut, kau sok Ngurusin negeri lain!”

Lalu aku bilang sama mereka tanpa abai pada semua persoalan di negeri ini…

Walau kau hidup di Zona nyaman seperti ini, dan Walau kau tak merasakan penderitaan mereka,
Lantas kau jangan abai soal kemanusian, Bayangin kalau itu terjadi di negeri kita, tapi negara tetangga hanya diam saja, apa yang kamu rasakan?

Maka dari itu kita tidak bisa hanya diam menyaksi pagelaran panggung kedzoliman ini..

Kita tidak bisa hanya diam saja, maka Atas nama kemanusian menyala-lah!

kita tak bisa sekadar menampung pembantaian pembantaian itu dalam batin atau pura pura tak peduli

mereka yang membatasi ruang kemanusiaan
dengan batas batas negara
sesungguhnya belum mengerti makna kemanusiaan

Namun di atas nama kemanusian ada nilai yang lebih tinggi derajatnya, Nilai yang hanya ada pada seorang muslim, Nilai Ukhuwah, persaudaraan yang dibangun atas keimanan…

sudah saatnya kita berubah, sudah saatnya kita membuka hati, dan tak diam hanya menjadi penonton sejarah. namun jadilah pelaku sejarah…

Karena sesungguhnya kita bisa melakukan sesuatu:

menyebarkan tragedi keji ini pada hati-hati yang bersih, kerahkan doa-doa terbaik, berikan meski sedikit apa yang kita punya untuk menegakkan kemuliaan Masjidil Aqsha
jangan diam sebagai penonoton, ayok kita serukan tentang kedzoliman ini…

Rasulullah bersabda, ”Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button