
Oleh: Zainudin Zanki
Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — “Dosaku kan bakal diampuni, jadi santai aja sih. Habis lebaran kalau buat maksiat lagi kan bakal diampuni di bulan Ramadhan yang akan datang!” Dalam benak kita. Seolah kita terlena ketika mendengarkan hadist Rasulullah tentang salah satu keutamaan puasa di bulan ramadhan
ومن صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu,” (HR Bukhari).
Hadist ini tentu akan membuat kita tenang dan tentram, Apapun dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh, niscaya otomatis akan diampuni oleh Allah Ta’ala. Jika memahami hadist dengan tidak hati-hati maka bisa saja nantinya akan diselewengkan oleh oknum-oknum tertentu. Oknum tersebut dengan mudah melakukan apa saja seperti kemaksiatan, perbuatan jahat, bahkan perbuatan bejat tanpa beban, rasa takut dan dosa saat di luar bulan ramadhan. Sebab ada harapan kalau dibulan ramadhan dosa-dosa akan dilebur, dihapus dan diampuni oleh Allah Ta’ala.
Demikianlah fenomena tersebut mempengaruhi semua kebiasaan dan aktivitas umat islam. Di saat masuknya bulan ramadhan mendadak jadi islami, yang biasanya auratnya terbuka tiba-tiba ditutup. Pakaian yang tiba-tiba ala pemuda hijrah, pergaulan yang kental keislaman, pembicaraan yang menjadi islami, sampai toko-toko beramai-ramai menjual keperluan yang islami.
Gak cuma itu aja acara-acara tv atau radio pun mendadak islami, dekorasi atau ornament juga menjadi islami. Tempat-tempat kemaksiatan dipaksa tutup, peredaran miras harus dihentikan, segala yang berbau kemaksiatan dihentikan sementara. Para pejabat yang biasanya rajin korupsi, kolusi dan nepotisme ketika bulan ramadan berhenti sejenak, berubah 180 derajat menjadi alim dan sholih
Lantas bagaimana jika bulan ramadhan berakhir?
Suasanya akan berbalik 180 derajat, semuanya akan kembali seperti semula ketika selesai ramadhan.
yang menutup aurat ketika selesai ramadhan dibuka lagi, pergaulan yang islami kembali menjadi liar, acara-acara islami akan berganti lagi, semua hiasan ornamen islami akan berangsur-angsur redup kembali.
Tempat maksiat hiburan makanan dan minuman terlarang akan bermunculan di mana mana, acara-acara radio dan televisi seperti semula praktik korupsi kolusi dan nepotisme akan beraksi kembali, tempat-tempat ibadah jadi sepi kembali seolah ramadhan tidak membawa bekas sama sekali.
Mengapa semua itu tejadi, mengapa mudah terulang kembali? Jawabannya cuma satu, semuanya berharap pada bulan ramadhan bulan penuh ampunan, kita melakukan itu semua dengan satu harapan berharap akan bertemu kembali dengan bulan ramadan bulan penuh ampunan dari Allah swt dan begitu seterusnya.
Terus terjadi seperti itu bertahun-tahun, berulang-ulang, seolah tak bisa diubah seperti sudah menjadi tradisi, kebiasaan, budaya dan adat-istiadat umat islam di seluruh penjuru dunia.
Sebenarnya tak masalah memiliki semangat di bulan ramadhan, ya harus di pelihara pastinya, jangan sampai redup, terseret arus lalu tenggelam. Tetap lanjutkan semangat dengan mempelajari keutamaan tersebut dengan penjelasan yang utuh dari hadist di atas, penjelasan yang lebih lengkap lagi pastinya dengan tambahan dalil-dali lain, agar pemahaman umat islam lebi utuh, komprehensif dan pastinya tidak sepotong-sepotong.
Referensi : Buku Dosa Investasi karya Ustadz H Dwi Condro Triono