Real Hero

Saudah Binti Zam’ah – Istri yang Taat dan Menyenangkan Rasulullah ﷺ

Oleh : Dedek Arnisah

Idemuslim.com, REAL HERO — Sepeninggalan Khadijah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah ﷺ dirundung kesedihan mendalam. Namun semua terobati ketika Rasulullah ﷺ menikah dengan seorang yang mulia, dirinya dihiasi dengan akhlak serta kebaikan, dan salah satu wanita yang lebih dahulu masuk Islam. Wanita yang menjadi satu-satunya istri Rasulullah ﷺ setelah peninggalan Khadijah radhiyallahu ‘anha dan sebelum menikahi Aisyah radhiyallahu ‘anha. Dia adalah Ummul Mukminin Saudah Binti Zam’ah radhiyallahu ‘anha.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Setelah Khadijah ra meninggal dunia, Khaulah Binti Hakim, istri Utsman Bin Mazh’un datang kepada Rasulullah  ia berkata, ‘Wahai Rasulullah , apakah engkau tidak menikah lagi?’ Dengan siapa? Tanya beliau. ‘Kalau engkau mau yang perawan ada, yang janda juga ada’ kata Khaulah. ‘Yang perawan siapa, yang janda siapa?’ tanya beliau.

‘Yang perawan adalah putri orang yang paling engkau cintai, Aisyah Binti Abu Bakar Ash Shiddiq, dan yang janda adalah Saudah Binti Zam’ah. Ia beriman kepadamu dan mengikutimu,’ kata Khaulah. ‘Maka sampaikanlah (keinginanku) pada keduanya,’ pinta beliau.”

Kebahagiaan mendalam dirasakan Saudah kala Ia mendengar kabar dari Khaulah Binti  Hakim. Ia sama sekali tak pernah berpikir jika suatu hari nanti akan menjadi Ummul Mukminin, istri pemimpin orang-orang terdahulu dan kemudian, Rasulullah ﷺ.

Kebahagiaan Abadi

Saudah Binti Zam’ah radhiyallahu ‘anha terus mendampingi Rasulullah ﷺ, mempelajari perilaku, akhlak, ilmu, dan kesabaran beliau. Sampai-sampai kebahagiaan tak pernah meninggalkan hatinya walau sesaat.

Saudah sadar bahwa Ia tidak mampu mengisi kekosongan yang ditinggalkan Khadijah. Namun, Ia berusaha semampunya untuk mengisi rumah yang diberkahi ini dengan kenyamanan, kebahagiaan serta keceriaan. Ia berusaha meringankan penindasan yang dilakukan kaum Musyrikin kepada Rasulullah ﷺ. Ia selalu melakukan apa saja yang menyenangkan hati Rasulullah ﷺ.

Ia Mengutamakan Aisyah, Atas Dirinya Sendiri

Setelah 3 tahun Saudah menetap di rumah Rasulullah ﷺ, Aisyah radhiyallahu ‘anha pun tinggal bersama mereka. Kebaikan dan keberkahan datang silih berganti seiring Rasulullah ﷺ menikahi seluruh Ummahatul Mukminin.

Saudah berupaya keras untuk menyenangkan hati Rasulullah ﷺ, meski harus mengorbankan kebahagiaan diri sendiri. Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah istri yang paling dicintai Rasulullah ﷺ. Sehingga untuk membahagiakan Rasul, Saudah rela memberikan jatah hari gilirannya kepada Aisyah demi mencari Ridho Rasulullah ﷺ.

Saudah menuturkan kala Ia sudah berusia senja dan takut diceraikan Rasulullah ﷺ. “Wahai Rasul, (Aku berikan jatah) hariku untuk Aisyah”. Rasulullah ﷺ menerima itu.

Cinta dan Kasih Sayang Serta Kebahagiaan Rasulullah

Cinta dan kasih sayang di rumah Rasulullah ﷺ mencapai puncaknya. Kejadian-kejadian unik sesekali membuat Rasulullah ﷺ bahagia.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Ia berkata, Aku membawakan Khazirah (daging yang diiris kecil-kecil yang dimasak dengan gandum), yang aku masak untuk Nabi ﷺ. Lalu aku berkata kepada Saudah- sementara Nabi berada diantara aku dan Saudah, ‘Makanlah!’ Saudah tidak mau. Aku berkata, ‘Makanlah atau aku oleskan makanan ini ke wajahmu.’ Saudah tetap tidak mau. Aku akhirnya meletakkan tangan diatas Khazirah lalu aku oleskan ke wajah Saudah. Nabi ﷺ tertawa, lalu beliau meraih tangan Saudah dan beliau letakkan di atas Khazirah, setelah itu beliau berkata, ‘Olesilah wajahnya (Aisyah)!’ Nabi ﷺ kembali tertawa.

Saudah pun sering bercanda dan membuat beliau tertawa, membuat beliau bahagia dan senang. Saudah berkata, “Wahai Rasulullah , tadi malam aku shalat dibelakangmu, saat aku rukuk bersamamu, aku memegangi hidungku karena khawatir mimisan.” Beliau tertawa mendengarnya.

Mulia dan Murah Hati

Saudah adalah wanita mulia dan murah hati, jiwanya tidak condong kepada harta dan kesenangan dunia. Diriwayatkan dari Ibnu Sirin, bahwa Umar mengirim sekarung Dirham kepada Saudah. Saudah bertanya, “Apa ini?” ‘Dirham’, jawab mereka. ‘Dirham ditaruh di dalam karung seperti kurma? Wahai budak wanitaku, bawa kemari talam itu lalu bagi-bagikan dirham-dirham ini.”

Tibalah Saat Berpisah

Tibalah hari dimana kesedihan masuk dan bersemayam kedalam hatinya. Ia kehilangan sosok dengan hati penyayang yang mencurahkan cinta, kasih sayang, ilmu, dan akhlak kepadanya, yaitu Rasulullah ﷺ.

Rasulullah ﷺ meninggal dunia dalam kondisi ridho padanya, itu sudahlah cukup baginya. Meski ditinggal Rasul, Saudah tetap rajin beribadah, berpuasa, dan sholat malam. Usianya panjang hingga masa Khalifah Umar radhiyallahu ‘anhu.

Diakhir masa Khalifah Umar, Ibunda kita, teladan bagi para istri, putri dan saudara perempuan kita sepanjang masa, Saudah Binyi Zam’ah tidur diatas ranjang kematian. Ruhnya nan suci itu naik ke haribaan Sang Pencipta. Wallahu ‘alam []

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button