Millennial TalkMuhasabah

Seperti Hujan, Aku Adalah Beban!

Oleh: Zainudin Zanki

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Kamu pernah merasa menjadi beban? Kamu merasa bahwa hidup kamu gak berguna? Dan merasa “Aku beban keluarga, selalu dibanding-bandingkan!” Dalam benakmu kamu adalah beban seperti hujan yang menjadi pengahalang. Sampai dalam benakmu muncul pertanyaan untuk apa aku hidup jika jadi beban keluarga ataupun orang lain? Aku tahu saat ini kamu mungkin memang sedang dalam masa-masa tersulit dalam hidupmu. I’m know it’s so hard, tetapi tetap saja kamu bukan beban untuk orang lain.

Aku tahu kamu sedang dalam fase yang sulit, sedang mengalami perasaan yang pelik sebuah permasalahan hidup. Sebuah tahapan manusiawi yang kadang dialami oleh manusia lainnya. Sebab kita adalah manusia dimana kita punya masalah yang silih berganti datangnya. Ada masanya hidup tak sesuai ekspektasi dan realita. Ada kalanya senang, ada kalanya susah. Yang olehkarenya itu membuat kita jatuh, sedih dan kadang merasa gagal. Untuk keluar dari pola pikir negatif, merasa bersalah dan membenci diri sendiri ini memang gak mudah, tapi jika kamu terus merasa menjadi beban maka perasaan itu akan menyiksamu dan kamu semakin jatuh ke dalam lubang terdalam.

Sebab Terasa Menjadi Beban

Ingatlah semua pemikiran negatif kamu tak lain muncul dari hawa nafsu, godaan setan yang membuat kamu menjadi gelisah, media sosial yang membuatmu menjadi overthingking, atau orang-orang toxic yang selalu berkomentar negatif. Hingga akhirnya kamu pun tersesat sangat jauh. Sampai ingin mengakhiri hidupmu dengan bunuh diri. Aku bertanya, emang dengan bunuh diri masalahmu selesai?

Apakah dengan bunuh diri akan membuatmu lebih baik lagi? Gak kan? Padahal tak perlu sampai seperti itu. Lantas jika kamu mengakhiri hidupmu dengan bunuh diri Mereka akan sedih dan sangat terluka saat tahu kamu bersedih karena merasa jadi beban di kehidupan sekarang. Kamu meinggal dengan membawa kesan yang buruk.

Jika memang berat, kamu gak harus berjuang sendirian, share aja cerita dengan orang tepat, jika itu meringankan sedikit bebanmu kepada siapapun itu teman, dan keluarga terdekatmu. Berbicaralah setidaknya membuat perasaanmu jadi lebih lega. Kalau kamu ragu, ngadu aja sama Allah karena Allah sebaik-baiknya tempat untuk mengadu.

Apa yang sedang kamu rasakan bisa jadi adalah ujian dari Allah untuk mendewasakan dirimu. Kau akan naik kelas, seperti kita sekolah dulu naik kelas harus lah ujian terlebih dahulu.

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta” (TQS Al-Ankabut : 2-3)

Kamu Bukan Beban

Tak ada namanya beban keluarga. Walaupun keluargamu sering memarahimu, mereka sebenarnya masih bersyukur kamu ada dan sehat hingga sekarang. Kalau mereka sudah gak peduli mereka gak akan mau capek-capek buat memarahimu kamu. Dan jauh sebelum kamu ada di dunia ini. Mereka menanti kedatanganmu, sosok yang kelak akan menjadi mutiara bagi keluarga nya. Seorang anak tak pernah memilih ingin dilahirkan dengan keluarga seperti apa, dan dari orang tua yang seperti apa. Dan masalah jadi beban pada dasarnya, semua manusia adalah beban untuk sama lain. Anak jadi beban untuk orangtua. Orangtua jadi beban untuk anak. seorang teman jadi beban untuk teman lainnya.

Ini adalah hal-hal yang manusiawi.  Bagaimanapun perilaku dan bahasa mereka yang mungkin menyakiti hatimu. Mereka tetap orang yang kau sayangi. Mereka mungkin tak paham kondisimu. Mereka mungkin sedang lelah karena bisa jadi sedang ada masalah.

Mungkin kamu memang gak tahu kenapa kamu masih ada disini, Kamu gak pernah tahu bahwa dalam hidup ini mungkin saja ada seseorang yang mendoakanmu dalam diam karena jasa baikmu dimasa lalu. Dia sangat bersyukur karena hadirmu di dunia.  Kamu nggak tahu ada seseorang di luar sana yang tak pernah melupakan kebaikanmu di masa lalu, mensyukuri keberadaanmu, mengharapkan kebaikan untukmu.

Namun yang jelas ada seseorang yang mensyukuri keberadaanmu walau ia tak berkata dan yang mencintaimu tidak selalu menunjukkan bahwa mereka mencintaimu. Ingatlah pada orang-orang yang mencintaimu, yang akan sangat bersedih kalau kamu memilih putus asa.

Hidupmu Itu Sungguh Berharga!

Sebab hidupmu itu sungguh berharga. Kamu telah melupakan bahwa hujan juga memiliki kontribusi dan manfaat buat kehidupan, dan kamu juga merasakan teduhnya hujan. Bukan cuma hujan, matahari dengan panasnya digunakan sebagai penerangan dan pencahaayaan. Bahkan lalat yang kita anggap hina saja diciptakan dengan membawa manfaat untuk mengurai limbah.

Apalagi kamu dengan kesempurnaan,  keberadaanmu amatlah sangat berarti bagi bagi seseorang atau sesuatu dengan cara yang gak penah kamu sangka. Seperti hujan matahari atau lalat, kamu itu juga memiliki peran. Semua peran baik adalah berharga. Apa yang telah diciptakan Allah sunguh dengan perencanaan yang amat sempurna, meski seseorang itu cacat secara fisik, ia tetap bisa merasa berharga dan bermanfaat bagi kehidupan. Semua itu tergantung dari bagaimana kamu menghargai diri dan mensyukurinya.

Kamu bukanlah beban keluarga kok, pun jangan merasa bahwa hidupmu sia-sia, tak ada yang sia-sia dari ciptaan-Nya. Pun dengan dirimu jika mau berbenah diri. Tak ada instan di dunia ini semua butuh waktu dan proses untuk mencapai kesempurnaan. Sesuatu yang manis pasti menunggumu di akhir perjuangan. Toh ujian lambat laun akan berlalu. Akan ada masa berganti seperti musim gugur ke musim semi Pada saat itu bunga-bunga akan bermekaran memancarkan senyum kebahagiaan.

Seperti kamu yang sedang dilanda masalah semoga Allah mudahkan langkahmu. Dan aku salut kamu berusaha keras untuk tidak sekadar menjadi sebuah beban. Tapi kamu terus berusaha menebar manfaat yang kamu bisa. Walau pun manfaat itu cuma secuil Itu tetaplah bermanfaat dan tak ada yang sia-sia

Lagi pula mana pernah Allah menciptakan sesuatu yang sia-sia?

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (TQS. Ali ‘Imran 191)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button