Siapakah Pemuda Idaman Syurga Sesungguhnya?

oleh : Ekowati Puspitasari
Idemuslim.com, MILLENIAL — Di era milenial yang serba instan dan modern saat ini, tidak sedikit kita temui aktivitas pemuda lebih disibukan dengan dunia digital mulai game online sampai sosial media sebagai tempat mengekspresikan kegiatannya di dunia nyata atau sekedar ikut-ikutan yang sedang viral. Dan mereka mengatasnamakan itu semua sebagai hak kebebasan berekspresi. Merasa enjoy nongkrong bareng hingga begadang hanya untuk membicarakan masalah dan melakukan kegiatan yang lebih banyak mudharat daripada manfaatnya, diiringi hingar bingar alunan musik yang terasa nyaman di telinga menurut mereka, padahal tidak demikian bagi lingkungan sekitarnya. Berpacaran menjadi trend pergaulan sebagai alasan untuk saling mengenal dengan lawan jenis. Yang memprihatinkan, semua hal tersebut masih dilakukan oleh sebagian pemuda muslim. Astaghfirullah…!!
Perkembangan teknologi digital tidaklah salah bagaimanapun hal tersebut merupakan salah satu bentuk ilmu pengetahuan yang tentunya memberikan dampak positif apabila dapat menggunakannya secara bijak. Seharusnya kita mengatur yang penggunaan gadget bukan sebaliknya kita yang diatur oleh gadget akibat permainan yang sedang dijalankan. Tidak semestinya bagi pemuda apalagi seorang muslim yang terlalu asyik dengan game online dan nongkrong hingga melalaikan kewajibannya, jangankan untuk berjamaah di masjid bahkan hingga waktu sholat berlalu begitu saja, merasa diri tak berdosa. Rasa kagum dan takjub atas postingan foto lawan jenis disadari atau tidak telah menjadi penyebab zina mata, bahkan dapat berujung maksiat. Apalagi berpacaran merupakan salah satu bentuk hubungan yang tidak diajarkan dalam islam. Dunia digital (gadget) sepertinya sudah menjadi candu bagi sebagian pemuda di zaman ini. Tidak jarang diantara mereka seolah hampa bila sejenak saja tidak memegang handphone.
Teruntuk pemuda muslim, tidakah kalian ingin menjadi bagian dari yang diidamkan surga?
Dalam hal sholat berjama’ah, terlebih bagi laki-laki, dalam kondisi perang saja Allah memerintahkan kita untuk sholat berjamaah, apalagi dalam kondisi aman.
Allah Ta’ala berfirman, memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendirikan shalat berjamaah dalam kondisi ketakutan karena peperangan,
وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلاَةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُواْ أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُواْ فَلْيَكُونُواْ مِن وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طَآئِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّواْ فَلْيُصَلُّواْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُواْ حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu), lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata. Kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.” (QS. An-Nisa’ [4]: 102)
Demikian pula dengan keutamaan sholat berjama’ah di waktu subuh dan isya, tahukah kalian?
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik kecuali shalat subuh dan isya’. Seandainya mereka mengetahui (kebaikan) yang ada pada keduanya, tentulah mereka akan mendatanginya walaupun harus dengan merangkak. Sungguh, aku berkeinginan untuk memerintahkan seorang muazin sehingga shalat ditegakkan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat, lalu aku menyalakan api dan membakar (rumah-rumah) orang yang tidak keluar untuk shalat berjamaah (tanpa alasan yang benar).” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ هَاتَيْنِ الصَّلَاتَيْنِ أَثْقَلُ الصَّلَوَاتِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ، وَلَوْ تَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَيْتُمُوهُمَا، وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الرُّكَبِ
“Sesungguhnya dua shalat ini (shalat isya’ dan shalat subuh) adalah shalat yang paling berat dikerjakan bagi orang-orang munafik. Seandainya mereka mengetahui apa yang ada dalam keduanya -berupa pahala yang besar- niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.” (HR. Abu Dawud no. 554 dan An-Nasa’i no. 843, dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud no. 563)
Lalu, mengapa seorang laki-laki harus menundukkan pandangan? Karena, perhiasan lelaki shalih bukanlah penampilannya, tulisannya atau orasinya… akan tetapi tatkala ia menundukan pandangannya dari melihat yang haram. (Ustadz Firanda Adirja)
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur [24] : 30).
Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657. Lafadz hadits di atas milik Muslim).
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْعَيْنُ تَزْنِي، وَالْقَلْبُ يَزْنِي، فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا الْقَلْبِ التَّمَنِّي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ مَا هُنَالِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ
“Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Ahmad no. 8356. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth.)
Baca Juga :
- Siapakah Pemuda Idaman Syurga Sesungguhnya?
- Dilema Antara Harapan Dan Kekhawatiran
- Pahami Cara Ini, Agar Terhindar dari Segala Jenis Maksiat
Jadi, mau kapan lagi? Ajal tidak menunggu dirimu, selagi diberikan kesempatan menikmati ciptaan Allah ﷻ mulailah dari sekarang memantaskan diri untuk menjadi pemuda yang bukan hanya idaman wanita sholehah, akan tetapi lebih dari itu sebagai salah satu pemuda idaman surga, mencintai segala yang ada karena Allah ﷻ. Perbanyak membaca tulisan atau postingan yang membawamu arah kebaikan serta mengingatkan dirimu tentang kehidupan setelah mati.
Sebaik-baiknya bacaan adalah Al Qur’an hingga tercermin dalam kehidupan dan perilakumu sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Berbuatlah untuk pahala investasi dan tinggalkan perilaku yang membawamu pada dosa investasi. Jadikanlah akhirat tujuanmu maka dunia dalam genggamanmu. Senantiasa melibatkan Allah ﷻ dalam setiap langkah. Insyaa Allah, kamulah pemuda idaman surga itu!. Masyaa Allah, tabarakallahu.
Wallahu’alam bi showab.