DakwahOpini

Siswi SMA Kontraksi Saat Belajar : Buah Dari Pergaulan Bebas

Oleh: Siti Khadijah Sihombing, S.Pd (Aktivis Dakwah)

Idemuslim.com, OPINI — Baru-baru ini kita dikejutkan dengan pemberitaan seorang siswi SMA di Jumapolo, Karanganyar mengalami kontraksi saat jam pelajaran sekolah. Akhirnya dia dibawa ke rumah sakit dan melahirkan. Berdasarkan pengakuan siswi itu ternyata dia dihamili oleh siswa SMA dari sekolah lain. Dan setelah Kasus ini mencuat akhirnya mereka dinikahkan, begitu keterangan Kapolsek Jumapolo AKP Hermawan. (Kompas.com, 10/09/22)

Psikolog Anak dan Pendidikan Karina Adistiana yang akrab disapa Anyi. Dia mengungkap, bahwa setiap sekolah hendaknya melihat kembali pasal 32 UUD 45 yang berisi “maka setiap anak Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak terkecuali para siswi yang tengah mengandung”. Jadi, katanya saat sekolah akan menjatuhkan sanksi kepada siswi hamil harus berpatokan pada aturan yang sudah dibuat lebih dahulu, jangan sampai membuat aturan padahal tidak diatur sebelumnya. Jadi terkesan dicari-cari. Ini justru menghilangkan fungsi pendidikan dari sekolah itu. Lagipula fungsi sekolah bukan untuk menghukum. Padahal ketika sekolah tidak mengeluarkan siswi hamil itu merupakan jalan masuk sekolah untuk melaksanakan pendidikan moral. Dan pihak sekolah harusnya memberikan sosialisasi sejak awal kepada siswa maupun orang tua sejak awal. (News.Okezone.com, 13/04/13)

Dengan mencuatnya kasus ini maka membuka mata kita bahwa pergaulan bebas itu sangat mengerikan sekali dan harusnya ini menjadi perhatian untuk semua pihak terutama sistem Pendidikan. Karena pergaulan bebas sudah menjadi problem besar dunia Pendidikan, kasus siswa melahirkan di sekolah sepatutnya menyadarkan bahwa kelonggaran aturan (utk siswi hamil) atas nama hak anak justru membuka lebar siswa hamil di luar nikah.

Problem sistemik tak cukup diberi solusi tentang penyuluhan mengenai seks bertanggung jawab, tapi harus menyeluruh mengubah kurikulum Pendidikan dan tata pergaulan. Tetapi hal ini tidak bisa kita dapatkan dalam sistem Kapitalisme hari ini. Sebab sistem kapitalisme sangat menjunjung tinggi kebebasan individu, jadi setiap individu berhak melakukan apapun selagi tidak merugikan orang banyak. Sistem kapitalisme ini tidak mengajak manusia sebagai hamba yang taat kepada aturan Allah sebagai Pencipta. Makanya setiap orang diberi hak mengekspresikan dirinya untuk melakukan apapun yang dia mau, salah satunya bergaul tanpa batas antara lelaki dan perempuan. Disekolah pun para siswa tidak diajarkan untuk memiliki ketakwaan kepada Allah yang menjadikan itu sebagai pondasi mereka dalam bergaul. Akibatnya para siswa tidak mengetahui batasan terhadap lawan jenisnya, sehingga mereka pun bergaul tanpa ada batasan sama sekali.

Hal ini sangat berbeda dengan sistem islam. Islam datang sebagai sistem kehidupan (way of life) untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Islam memiliki konsep dan metode untuk mewujudkan seluruh konsep tersebut. Dengannya, Islam mampu mewujudkan peradaban agung yang memanusiakan manusia.

Islam membangun manusia terlebih dahulu sebelum Islam membangun bangunan fisik yang bersifat materi. Dalam sistem pendidikan Islam, akidah Islam menjadi asasnya. Tujuan pendidikan adalah mencetak generasi berkepribadian islami (syakhshiyyah islamiyyah) dengan pola pikir dan pola sikap yang dibimbing oleh akidah Islam. Kebahagiaan hidup bagi generasi adalah rida Allah Swt., bukan kadar materi yang berhasil dikumpulkan.

Adapun kurikulum pendidikan Islam, didesain untuk menghasilkan pribadi-pribadi unggul yang berakidah Islam, matang tsaqafah Islam, pakar serta ahli dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan mengusai teknologi.

Pendidikan dalam sistem Islam mencetak generasi unggul berkarakter pemimpin dalam jumlah massal. Keberadaan mereka di tengah masyarakat menjadi penyejuk pandangan mata (qurrota a’yun) sebagai sosok leader dan problem solver, bukan trouble maker.

Dalam sistem Islam, dikenal goals setting penerapan syariat (maqashid asy-syar’i) yang menggambarkan sosiologi pembangunan manusia dan masyarakat dengan konsep orisinal (berasal dari wahyu) tanpa intervensi akal manusia. Di dalamnya terkandung metode penjagaan terhadap akidah, akal, keturunan, jiwa, kehormatan, harta, keamanan, hingga negara. (Muslimahnews.id, 10/09/22)

Jadi, dengan diterapkannya sistem Islam dalam sistem Pendidikan akan membuat para siswa lebih dekat kepada Allah dan menjadikan mereka pribadi yang taat serta bertakwa. Mereka juga akan melibatkan Allah dalam segala aktivitas mereka, sehingga menjadikan mereka sebagai agent of change yang berakhlakul karimah.

Wallahu’alam bishowab.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button