Takut Hanya Kepada Allah تعالى

Oleh: Aslan La Asamu
Idemuslim.com, MUSLIM YOUTH — Pernakah diantara kita mengalami rasa takut? Ya jawabannya pasti pernah, setiap makhluk hidup pernah mengalami rasa takut. Pada dasarnya dalam diri manusia memiliki khasiat atau potensi berupa naluri beragama (gharizatun tadayyun), naluru mempertahankan diri (gharizatul baqa’) dan naluri melestarikan keturunan (gharizatun nau’ ). Rasa takut merupakan bagian dari naluri mempertahankan diri (gharizatul baqa’), artinya manusia akan berupaya mempertahankan dirinya ketika musibah atau ancaman ada di hadapannya, sebagai contoh, katika kita berjalan melewati hutan, kemudian di tengah jalan kita dihadapkan dengan hewan buas yang akan mengancam nyawa kita, pastinya kita akan berusaha menyelamatkan diri kita dari serangan hewan buas tersebut. Atau contoh lain, seorang militer pasukan bersenjata yang di tugaskan melaksankan misi penjagaan di wilayah tertentu guna menjaga perbatasan, pastinya pasukan yang di tugaskan tersebut akan berusaha mempersiapkan peralatan dan keahlian guna menghadapi musuh atau kelompok bersenjata, yang sewaktu-waktu akan menyerang mereka.
Itulah contoh sebagian dari naluri mempertahankan diri pada manusia. Dalam hal rasa takut, sama manusia pasti akan berupaya sekuat dia menghilangkan rasa takut tersebut. Misalnya ada seorang siswa SMA yang giat belajar agar bisa lulus dari sekolah, dia takut kalau tidak lulus, agar dia tidak takut maka dia harus belajar. Dan masih banyak contoh yang serupa yang sering kita alami.
Namun ada rasa takut yang perlu dihadirkan dalam diri kita terutama bagi umat islam yaitu rasa takut hanya kepada Allah تعالى. Dialah Allah yang seluruh alam semesta tunduk kepadanya, maka kita sebagai manusia perlu menanmkan rasa takut hanya kepada Allah swt. Yang dimaksud dengan takut kepada Allah yaitu rasa cemas, gundah, dan khawatir terkena adzab Allâh swt akibat melakukan perbuatan haram atau meninggalkan kewajiban, juga khawatir jika Allâh swt tidak menerima amalan shalihnya. Dengan rasa takut ini, jiwa akan terhalau dari hal-hal yang diharamkan dan bergegas melakukan kebaikan.
Allah تعالى berfirman :
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ذَوَاتَآ أَفْنَانٍ
Orang yang takut pada Allâh akan mendapatkan dua surga. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan [TQS. ar-Rahmân :46-48]
Kemudian di ayat yang lain Allah تعالى berfirman :
فَلَا تَخْشَوُا۟ ٱلنَّاسَ وَٱخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِى ثَمَنًا قَلِيلًا
Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. [TQS. al-Mâidah :44]
Dari ayat diatas sesungguhnya sangat jelas, dan mewakili ayat-ayat yang lain yang serupa, terkait takut hanya kepada Allah تعالى. Maka jelas seorang muslim yang taat kepada Allah تعالى, harus memiliki jiwa yang takut kepada Allah تعالى, agar kita menjadi giat dalam beribadah dan beramal shalih, melaksanakan seluruh perintahNya dan menjauhi larangan-Nya, melaksanakan hukum Allah تعالى (syariah islam), serta turut andil dalam mendakwahkan islam, itu wujud takut kita kepada Allah تعالى.
Namun di saat ini, kaum muslimin nampaknya sudah tidak ada rasa takut kepada Allah تعالى, mereka lebih takut kepada manusia, mereka lebih tunduk kepada manusia dibandingkan tunduk kepada Allah تعالى, mereka lebih takut ancaman dari manusia dibandingkan ancaman dari Allah تعالى. Mereka lebih patuh dan taat kepada aturan yang dibuat manusia, dibandingkan aturan yang datangnya dari Allah تعالى (syariah islam).
Bahkan mereka berani mencampakkan isi alquran, mereka berani merubah teks-teks yang terdapat dalam alquran dengan sesuai hawa nafsu mereka, mereka juga berani menukar yang wajib menjadi haram dan haram menjadi wajib. Ajaran islam yang mulia mereka tolak dengan alasan tidak relefan saat ini.
Padahal Allah تعالى di dalam ayat yang mulia sudah menerangkan :
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ ۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”. (TQS. An- Nisa: 115)
Sungguh perkataan Allah تعالى amatlah benar, maka mulai sekarang kita tanamkan dalam diri kita, bahwa yang meski kita takuti hanyalah Allah تعالى, dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Allah تعالى berfirman dalam TQS Annisa ayat 69 :
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”.
Wallahu a’lam bishawab []