Millennial TalkOpini

Telaah Fakta Akhir Zaman & Solusi Islam

Oleh : Abdullah Efendy, S.Pd., CLMQ

Idemuslim.com, MILLENIAL TALK — Tantangan kedepan semakin berat! Akhir zaman, telah menghampiri kita waktu demi waktu. Gelagatnya sesuai hadist Rasulullah semakin terang! Kriminalitas yang tinggi, penguasa mendzholimi rakyatnya, negeri-negeri kaum muslimin yang dijajah kaum kafir, generasi muda yang hilang arah, wanita-wanita yang begitu mudah menjual auratnya, kesaksian palsu, kesalahan yang dianggap benar, wafatnya banyak ulama, praktek ribawi yang semakin menjamur, sesama kaum muslim yang saling sikut disebabkan beda pendapat, dan berbagai tanda-tanda lainnya!

Semua fakta tersebut, mengindikasikan tanda-tanda kemorosotan manusia, telah menuju pada titik nadirnya. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا ، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ

Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, merebaknya perzinaan, wanita akan semakin banyak dan pria akan semakin sedikit, sampai-sampai salah seorang pria bisa mengurus (menikahi) 50 wanita (karena kejahilan orang itu terhadap ilmu agama).”(HR. Bukhori 81)

Umat Islam, hari ini berada pada ambang kebimbangan! Disatu sisi, mereka masih menganggap Islam sebagai solusi, namun hanya sebatas ranah individu. Seperti apa yang telah disetir oleh pemahaman sekulerisme, dimana agama cukup duduk dibangku penonton! Boleh bersorak, boleh meramaikan acara, namun bukan pemberi keputusan. Alhasil, diskursus agama hanya pada konteks khilafiyah yang secara teoritis menjelma pada tataran debat tak berujung. Mereka lalai pada fungsi Islam yang bertugas sebagai solusi tuntas, beralih pada sekedar adu argumentasi tanpa batas.

Baca Juga :

Sementara, generasi muda, dipertontonkan akan teknologi yang semakin mengarahkan mereka pada gerak yang lamban. Minim perjuangan, tinggi egoistis, hilang adab, tidak berani ambil resiko, pengen yang instan, takut akan perubahan, dan terlena akan kemudahan. Walhasil, mereka tumbuh menjadi pribadi yang kerdil secara kedewasaan. Jika dahulu, diusia 14 tahun Abdullah bin Umar telah meminta untuk ikut berjihad pada Rasulullah, pemuda muslim di usia yang sama hari ini bahkan masih takut berjalan ke pasar untuk membeli titipan ibu. Begitulah fakta kesenjangan yang dapat kita telisik dan amati bahkan dari sudut kacamata orang awam!

Penyebab Pudarnya Islam di Akhir Zaman

Tentu, setiap kita, terutama para pengemban dakwah harus mengambil peran ini. Para Da’i tidak boleh melalaikan fungsinya dalam mendidik umat. Mereka tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadinya dan melalaikan kewajiban utamanya. Sebagaimana para Nabi, tidak pernah disibukkan pada urusan dunianya, padahal doanya mustajab, namun mereka tidak menaruh hati pada itu. Sehingga arah perjuangannya jelas, yakni menjalankan misi mereka, sebagai perpanjangan lisan dari Allah kepada para ciptaan-Nya!

Kekuatan kaum muslimin, terletak pada agamanya. Ketika kaum zindiq mengeluarkan berbagai hadist palsu untuk mengotori Islam. Para Muhaditsin berhasil mencekal dan menghukum berat pelakunya. Ketika bermunculan pemahaman filsafat untuk mengelabui akidah umat Islam, para ulama berhasil mengembalikan kesucian agamanya. Semua hal itu, sebab Islam masih mendarah daging dalam pemahaman dan amaliyah umat. Didukung dengan peran negara, yang mampu menjadi perisai dari berbagai potensi kemaksiatan tersebut.

Dari Abu Hurairah –radhiyaLlâhu ’anhu-. bahwa Nabi Muhammad -shallaLlâhu ’alayh wa sallam- bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-imam itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Hadist shahih ini diriwayatkan oleh berbagai rawi, termasuk Imam Bukhari dan Muslim yang telah menuliskannya dalam kitab mereka. Dibuka dengan kalimat إِنَّمَا yang bermakna kesungguhan, ketegasan dan menghilangkan keraguan padanya. Yang dimaksud dengan Al-Imam pada matan hadist ini, menurut para ulama adalah konotasi al-Khalifah atau al-Imam al-A’zham yang mengurusi urusan manusia. Imam al-Mulla al-Qari (w. 1041 H) secara gamblang menyatakan:

(فَإِنَّمَا الْإِمَامُ) أَيِ الْخَلِيفَةُ أَوْ أَمِيرُهُ    

”Makna kalimat (إنما الإمام) yakni al-Khalifah atau Amirnya.” (Dalam Mirqât al-Mafâtiih Syarh Misykât al-Mashâbiih)

Selama 14 abad lamanya, umat memiliki pelindung yakni Al-Khilafah. Mereka berada didalamnya, dijaga keimanannya dan keamanannya. Ketika kepemimpinan Islam itu tercerabut pada 1924 M, maka perlahan Islam pun mulai menghilang dari penganutnya. Pertama adalah kekuasaan (Islam) dan yang terakhir adalah sholat! Sebagaimana hadist dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ;

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ

Dari Abu Umamah Al Bahili dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum dan yang paling akhir adalah sholat.” (HR. Ahmad : 21139)

Islam Sebagai Solusi Akhir Zaman

Pertanyaanya, bagaimana kemudian mengembalikan kedudukan Islam di hati umat? Dan mengembalikan tugas utama Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin, bukan sekedar ritual saat pernikahan atau fardhu kifayah jenazah! Maka jawabannya, telah dijelaskan oleh Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, seolah-olah inilah nasehat terakhir beliau. Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati para sahabat radhiyallahu ‘anhum,

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafa’ur rosyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.(HR. Abu Daud no. 4607, At Tirmidzi no. 2676, Ibnu Majah no. 42. At Tirmidizi)

Mengembalikan Islam pada diri umat, artinya mengembalikan Islam pada penerapan hakiki dimasa Rasulullah dan para sahabat ridwanullahu ‘ajmain. Penerapannya tidak sebatas aspek akidah, ahlak dan ibadah mahdhah. Namun juga muamalah, siyasah, munakahat, waratsah, jinayah, dan lainnya. Para sahabat, memandang Islam bukan hanya sebagai agama namun juga peraturan hidup. Asas mereka berbuat, bertindak, bahkan menghukumi sesuatu adalah Al-Islam.

Kejayaan Islam saat itu, adalah sebab Islam diterapkan secara totalitas, tidak parsial, tidak tebang pilih. Hingga ketakwaan itu muncul bukan sekedar individunya, melainkan juga masyarakatnya dan negaranya. Keharusan inilah yang patut diperjuangkan oleh para Da’i. Mengembalikan Islam pada tahtanya sebagai pengatur urusan kehidupan sebagaimana yang diterapkan para generasi pertama kita.

Diriwayatkan oleh Qadhi Ismail bin Ishak Al-Jahdhami Al-Maliki (w.282 H) dalam kitab beliau Al-Mabsuth, bahwa Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata ;

لَا يُصْلِحُ آخِرَ هذِهِ الأُمَّةِ إِلَّا مَا أَصْلَحَ أَوَّلَهَا

“Tidak ada yang dapat memperbaiki generasi akhir umat ini, kecuali apa yang telah memperbaiki generasi awalnya (para shahabat)”

Oleh sebab itu, solusi ini haruslah menjadi upaya kita dalam memahamkan umat. Ini adalah panggilan keimanan, ini adalah panggilan ketakwaan, yang siapapun muslim harusnya tergerak dalam memenuhi seruan ini! Dan semua itu, dimulai dari lisan – lisan para da’i yang totalitas menyampaikan pemahaman Islam, meski seberat apapun tantangannya. Sebab perintah ini adalah wajib, bahwa setiap kita haruslah berislam secara keseluruhan, secara kaffah!!

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, (QS. Al Baqarah: 208)

Hanya dengan itu kemuliaan Islam dan kaum muslimin akan kembali! Wallahu ‘alam []

 

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button