The Power of Ramadhan, Bulan Istimewa!

Ramadhan, adalah bulan yang dinanti-nanti seluruh kaum muslimin di dunia. Di bulan ini, ada 1 syariat yang termasuk dalam rukun Islam, yakni berpuasa. Hakikat berpuasa ini, sejatinya adalah ajang latihan untuk menahan terhadap segala sesuatu yang membatalkannya. Ketika muslim lulus dalam latihan tersebut, maka diharapkan pasca ramadhan, ia menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bertakwa. Inilah The Power of Ramadhan yang Allah Ta’ala inginkan kepada para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (TQS. Al-Baqarah : 183)
Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, dalam Tafsir Al-Wajiz menyebutkan perihal ayat ini : Wahai orang-orang yang beriman, Allah telah mewajibkan bagi kalian untuk berpuasa dengan menahan syahwat perut dan farji dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan ikhlas, sebagaimana Allah mewajibkannya atas umat-umat terdahulu, supaya kalian terhindar dari neraka dan mendapatkan ridha Allah, serta bisa menyucikan diri dari akhlak yang buruk.
The Power of Ramadhan Saat Ini
Setiap memasuki bulan ramadhan, kita diharapkan menyambutnya dengan kegembiraan. Dan perihal ini juga telah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka (Nash riwayat ini disebutkan di kitab Durrat An-Nasihin)
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)
Oleh karena itu wajar jika para ulama salaf terdahulu selalu mengucapkan doa :
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
Di Indonesia, ramadhan dimaknai dengan syiar-syiar Islam yang meningkat. Kegiatan-kegiatan positif keagamaan seperti kajian Islam, pasar syariah, kultum berbuka puasa, sedekah, santunan fakir miskin dan sebagainya digalakkan disetiap seantero negeri. Baik yang dilakukan individu, masyarakat, lembaga keagamaan atau di acara-acara televisi.
Kegiatan tersebut, tentu sangat baik. Namun, seringkali hanya bertahan dibulan Ramadhan saja! Sehingga Ramadhan hanya :
- Dijadikan ibadah ritual selama 1 bulan saja
- Ramadhan yang datang setiap tahun hanya menjadi warna khas selama Ramadhan, tetapi tidak di bulan-bulan berikutnya.
- Ramadhan hanya sebatas mencapai ketakwaan secara individual semata, seperti ibadah mahdhah, tarawih, tilawah al-Quran dengan mengabaikan ketakwaan masyarakat serta negara, dalam sektor publik, seperti ekonomi, hukum, politik, tatanan negara, dan sebagainya.
The Power of Ramadhan Pada Jaman Rasulullah
Kondisi tersebut, berbeda jauh dengan apa yang diajarkan dan diwariskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ramadhan, adalah momentum melatih diri, sehingga pada bulan syawal dan bulan-bulan berikutnya, apa yang telah dilatih itu menjadi sebuah kebiasaan baru.
Disisi yang lain, hikmah yang tercermin dalam ramadhan seperti :
- Semangat beribadah semakin meningkat
- Orang malu menampakkan kefasikan, kemunafikan, kezaliman & perbuatan dosa lainnya
- Kaum muslimin bersatu serentak melaksankan shaum, berbuka, mengendalikan hawa nafsu, menjalankan ibadah nafilah, berinfak dan lainnya
Tidak hanya bertahan selama Ramadhan saja, melainkan secara berkelanjutan dilakukan di luar bulan Ramadhan.
Selama Ramadhan, aktivitas Nabi dan para sahabat juga tidak sebatas membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, memperbanyak ibadah nafilah atau memperbanyak qiyamul lail. Namun, aktivitas pemerintahan, termasuk jihad fisabilillah seperti perang Badar Al-Kubra, Fathul Makkah, pertempuran di ‘Ain jalut melawan tentara Romawi, dilakukan ketika bulan Ramadhan.
Hikmah The Power of Ramadhan Sesungguhnya
Berdasarkan contoh di jaman Rasulullah tersebut, sebagai suri tauladan terbaik bagi umat Islam! Maka hendaknya Ramadhan, bukan hanya sekedar ketakwaan 1 bulan saja! Bukan pula hanya sebatas ketakwaan individu atau masyarakat saja. Ramadhan, adalah bulan melatih ketakwaan kolektif. Baik individu muslimnya, masyarakatnya, atau bahkan pemerintahannya. Inilah hikmah yang Allah inginkan dalam kalimat La’allakum tattaqun!
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (TQS. Ali Imran : 133)