
oleh : Tya Ummu Zydane
Idemuslim.com, OPINI — Gencarnya program modernisasi agama sudah sangat membuat resah di penghujung tahun 2021 ini. Kini ada lagi trend terbaru yang menambah keresahan ummat! Buah dari penyalurkan naluri kasih sayangnya dengan cara yang salah kaprah. Bahkan tidak jarang, beberapa artis yang mengikuti trend boneka arwah (spirit doll) ini di akun instagramnya dengan bangga menyatakan telah mengangkat mereka sebagai anak. Tidak cukup hanya satu tapi dua sekaligus. Pasti tidak akan jadi masalah jika yang diadopsi adalah anak manusia, tapi faktanya yang diadopsi ialah dua boneka yang di desain mirip wajahnya saat masih bayi. Netizen tentu memberikan beragam respon, mulai dari bersuara sumbang dan vokal tentang fenomena di beberapa kalangan publik figur ini. Ada yang mengatakan kasihan, hingga ada yang mengatakan gila. Dan mirisnya banyak juga yang mengucapkan selamat dan ingin mengikuti perbuatan yang menurut kebanyakan netizen, tidak masuk akal!
BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM?
Boneka Arwah ini mulai dikenalkan oleh seorang selebgram indigo yang mengaku memiliki puluhan spirit doll bersamanya. Boneka yang diasuh dan dirawat seperti anak sendiri ini, ternyata menyingkap fakta yang sangat miris dan membuat merinding, karena ternyata boneka itu telah dirasuki Jin (arwah). Dalam prakteknya, terjadi ritual pemindahan arwah pada boneka-boneka ini terlebih dahulu, dan dipercaya bahwa spirit doll ini bisa membawa keberuntungan dan sebagainya. Sang indigo tersebut juga mengakui, bahwa terkadang makanan-makanan yang diminta spirit doll ini bermacam-macam, bahkan sampai pada daging mentah. Tentu, anggapan bahwa Spirit Doll ini diangkat layaknya anak sendiri, memberinya pakaian, makanan, mengajak jalan-jalan adalah bentuk penyimpangan dalam melestarikan ghorizah an-nau’ (naluri kasih sayang). Jika ada yang meyakini, bahwa memelihara spirit doll ini bisa membawa keberuntungan, maka tentu bisa menjatuhkan pelakunya sebagai musyrik karena telah menyekutukan Allah.
Dalil-dalil umum yang membahas hal ini diantaranya, adalah Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az Zumar: 38)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh rahimahullah –penulis Fathul Majid- berkata, “Ayat ini dan semisalnya adalah dalil yang menunjukkan tidak bolehnya menggantungkan hati kepada selain Allah ketika ingin meraih manfaat atau menolak bahaya. Ketergantungan hati kepada selain Allah dalam hal itu termasuk kesyirikan“ (Fathul Majid, 127-128).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
“Jika Engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan jika Engkau memohon pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2516. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Tirmidzi)
LALU APA YANG SEPANTASNYA DILAKUKAN?
Sahabatku, ketahuilah jika yang kita inginkan adalah memberi kasih sayang pada seorang anak! Maka tentu diluar sana sangat banyak anak yatim-piatu yang membutuhkan dibiayai dan kehangatan keluarga. Para dhuafa yang butuh disantuni, yang anak-anak mereka tidak sanggup sekolah, membeli baju, bahkan membeli makanan. Miris sekali saat banyak diantara manusia, yang cukup secara financial tapi mempergunakannya untuk sesuatu yang sia-sia, bahkan digunakan untuk menyekutukan Allah.
Dalam Islam, gharizah an-nau’ atau naluri kasih sayang ada aturannya. Pada siapa boleh disalurkan, serta bagaimana mengaplikasikannya juga diatur! Jika ia adalah seorang anak maka salurkan kasih sayang pada orang tua, begitupun sebaliknya! Bisa kepada saudara juga pada sahabat dengan cara yang sudah Allah atur, seorang istri menyalurkan rasa kasih sayang pada suami begitupun sebaliknya, sebagaimana kasih sayang yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarga dan para sahabatnya!
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas : 77)
Manusia diciptakan sudah lengkap dengan aturan hidup, sebagai mana handphone yang juga punya aturan pakai. Bayangkan, jika benda mati saja saat tidak diikuti aturan pakainya akan rusak, apalagi manusia! Makhluk hidup yang diberi kelebihan akal oleh Allah. Tapi lihatlah betapa banyak kerusakan yang terjadi karena tidak mengikuti aturan hidup dari Sang pencipta? sepintar apapun manusia, jika tidak mengikuti aturan hidup yang sudah Allah tentukan maka hidupnya akan binasa! Sekaya apapun kita, jika tidak ikut petunjuk akan rusak moral dan akidah nya!
Maka Allah mewajibkan setiap hamba-Nya menuntut ilmu agama, agar tidak keliru setiap hendak melakukan sesuatu, sehingga yang dilakukan tidak menyalahi ketentuan dari Allah dan mendapat rido-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ هَمَّ قَوْمٌ اَنْ يَّبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ ࣖ
“Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu, ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya, lalu Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal.”
(QS. Al-Ma’idah : 11)
PESAN KAMI KEPADA PEMUDA MUSLIM
Fenomena ini, mengajarkan kita beberapa hal. Yang sepatutnya kita ambil pelajaran untuk menjadi kebaikan pada diri kita.
- Pertama, adalah tanda betapa akhir jaman telah ada ditengah-tengah kita, dan jauhnya kita dari Islam. Tentu, fenomena ini mengetuk akal sehat kita, apakah memang tidak ada anak manusia lagi yang patut diasuh atau ditolong, hingga kita mengangkat boneka arwah?
- Kedua, pelajaran ini mengajak kita untuk kembali belajar Islam secara benar. Karena sangat tentu, bahwa fenomena ini tidak akan terjadi, jika kita selaku muslim memahami agama kita dengan benar. Tentu, belajar Islam itu harus kaffah, tidak boleh setengah-setengah! Agar pemahaman kita tidak direduksi paham-paham ala barat seperti radikalisme atau moderasi
- Terakhir, adalah ajakan bagi kita untuk berdakwah di tengah-tengah umat sesuai yang diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab, azab itu tidak pilih kasih dan pilih tempat. Lihatlah akhir-akhir ini musibah datang silih berganti! Yang tentu harusnya menyadarkan setiap orang yang beriman, bahwa pasti ada yang salah dengan manusia. Sosok yang diciptakan untuk menjadi khalifah fil ardh ini justru merusak bumi dengan kemaksiatan mereka. Al-Fasadh yang bermacam-macam, berkelanjutan, bahkan menolak Islam yang hakiki
Semoga Allah Ta’ala mengistiqomahkan kita dalam Islam. Terus menjaga kita tetap istiqomah dalam dakwah. Dan menjaga anak-anak, generasi masa depan muslim dari berbagai fitnah akhir zaman. Wa ma taufiqi Illa Billah! []
Trend yang kebablasan, tidak berdasarkan logika dan cara berpikir yang datangnya dari Allah. Islam sebagai agama yang telah Allah sempurnakan untuk seluruh umat. Punya aturan untuk dijalankan oleh seluruh manusia tuk capai kebahagiaan hakiki.
Benar sekali, MasyaAllah.. Syukron atas komentar positifnya!!
Terima kasih telah mengunjungi idemuslim.com
Syukron jazakillah Khoir Bunda Dewi sudah berkunjung kesini, jangan bosan ya bunda
Sungguh miris sekali yaa
Ketika Islam tidak dijadikan aturan, banyak sekali penyimpangan itu dilakukan..
mari kita bentengi diri kita, keluarga kita dan masyarakat dengan akidah dan syariat
PR buat kita semua untuk menyadarkan umat akan kerusakan yang terjadi di semua link
Syukron sudah berkunjung bunda.
Jangan bosan ya bunda
Masyaallah luar biasa.. Allahu Akbar 😍💪💪💪